Hidup di gumi Bali adalah anugrah terindah yang dianugrahkan Tuhan yang patut kita syukuri, banyak turis datang ke Bali untuk melihat dan mengagumi budaya dan kearipan lokal yang diwariskan nenek moyang kita,mereka kagum akan adat dan budaya Bali,keindahan alam,keramah tamahan kramanya sehingga kadang mereka berulang kali datang ke Bali bahkan saking cintanya, banyak diantara mereka menetap tinggal dan ingin mati di Bali,luar biasa…!!!
Akhir-akhir ini perkembangan zaman di era millinial kehidupan sosial krama Bali sudah mulai berubah arah baik cara pikir dan cara pandangnya terhadap adat dan budaya serta tatakrama pergaulan kita, sudah semakin maju dan semakin canggih yang dimentori revolusi in-dustry 4.0,komunikasi sudah tanpa batas,tanpa pikir dan tanpa kontrol, sehingga banyak bersinggungan baik didunia nyata maupun dunia maya,orientasi olah pikir kita menjurus ke dunia barat yang terkenal dengan keterbukaan, kebebasan dan keindividuannya,kita kejar itu , kita terobsesi akan bebas, menye-nangkan, makanya kita tiru dan tiru budaya mereka,yang sebenarnya kita sudah punya dan mereka cari itu,contohnya kita merayakan hari kasih sayang yang dikenal dengan valentine day.
Mengungkapkan rasa sayang di hari spesial sangat-sangat dinantikan oleh karma Bali, ibaratnya laron mencari cahaya di malam hari, begitula tingkah yang dilakukan anak-anak mellinial sekarang bahkan untuk mengikuti era kekinian, orang tuapun ikut-ikutan, mencurahkan rasa sayang kepada orang speci-alnya di tanggal 14 Pebruari yang diberi merk valentine day.
Sesungguhnya krama Bali sudah memiliki hari kasih sayang seperti Valentine day, tapi sayang sedikit orang yang tau tentang hal itu. Mungkin dianggap pengaruhnya kurang gaul atau tidak merasa kekinian tidak relevan di zaman sekarang. Padahal dikita, ungkapan kasih sayang tidak sebatas pada kekasih saja melainkan semua orang tidak terkecuali, bahkan pada sarwa prani(semua makluk hidup). Permasalahannya cuma kita belum paham betul tentang filosofinya. Mengikuti tren boleh saja, tapi kembali ke jadi diri kita sebagai krama Bali yang telah diwariskan berbagai budaya dan kearipan lokal yang penuh makna yang patut dilestarikan .
Tumpek Krulut adalah valentine daynya krama Bali,yang dirayakan setiap 210 hari sekali,yang kalau kita lihat secara etimologinya berasal dari kata Tumpek identik dengan kata Tampek yang artinya de-kat,sedangkat Krulut asalnya dari kata Lulut kalau di Bali dikenal dengan istilah Lulut Asih artinya jalinan kasih sayang,sehingga secara keseluruhan Tumpek Krulut artinya mendekatkan /menguatkan jalinan kasih sayang,namun tidak sebatas pada hari itu dan hanya untuk kekasih saja,tetapi sepanjang masa untuk sarwa prani yang didasari oleh ajaran Tattwam Asi.
Dewa-Dewi Semara Ratih
Bertepatan pada hari ini, umat Hindu Bali mengadakan persembahan kepada Dewa Iswara dan Dewa-Dewi Semara Ratih sebagai dewa keindahan dan dewa dewi cinta kasih, pada umumnya krama/umat Hindu Bali mempersembahkan banten di rong tiga berupa Pejati, Sayut Lulut Asih, Tipat sirikan, Pesucian, dilengkapi tipat manca (tingkat madya), nista (tipat gong),di lebuh segehan panca warna 9 tanding. Tujuannya menumbuhkan kasih sayang dan taksu pada diri kita dan keluarga.
Sesungguhnya hari tumpek krulut berhubungan dengan ritual keindahan suara suci sebagai kekuatan Dewa Iswara dalam hal ini adalah suara indah gamelan atau alat musik tradisional Bali,yang mengeluarkan suara keindahan yang suci,sehingga hari ini dikenal/identik dengan Piodalan Gong sebagai salah satu suara suci panca gita yang dialunkan setiap ada upacara yadnya.Upacara piodalan gong dilakukan pada hari Tumpek Krulut dengan tujuan agar perangkat suara gong memiliki suara keindahan dan taksu. Taksu dan keindahan akan melahirkan gerak nan indah sebagai unsur seni,sehingga bisa menjadi hiburan yg dapat mengahorminasasi kehidupan manusia yang menikmatinya.
Pemujaan kepada Dewa Dewi Smara Ratih sebagai dewa dewi cinta kasih, cinta disini bukan cinta dalam arti sempit yang identik dengan rasa cemburu, iri hati, kemarahan rasa keakuan dll. Namun, cinta kasih dalam kaitanya tumpek krulut adalah menumbuhkan cinta universal, bahwa kita semua adalah saudara yang harus disayangi. vasudewa kuthumbakăm.
Jadi kesimpulannya, hal tersebut diatas akan dapat dicapai, jika perayaan Tumpek Krulut dilaksanakan dengan perenungan diri, dan menggunakan banten Sesayut Lulut Asih adalah sebagai simbol agar hati kita selalu bisa menyatu dengan keindahan yang diimbangi dengan kesucian (satyam, siwam dan sundaram) untuk bisa ditebarkan disetiap relung kehidupan sarwaprani, karena vasudewa kuthumbakăm ,kita semua adalah saudara.
Perubahan zaman dan keterbukaan memang tidak bisa kita pungkiri begitu saja, tapi sebagai krama Bali,hendaknya tetap memegang teguh apa yang sudah diwariskan kepada kita oleh para leluhur ,sebagai akar jadi diri menjalankan kehidupan masa sekarang dan yang akan datang. Jangan sampai menyesal kelak, ketika hari ini kita tan menget mengingatkan anak-anak kita akan warisan leluhur,tidak hanya berupa harta-benda sebagai haknya,tetapi yang lebih penting adalah melaksanakan swadarma atau kewajiban yang harus dipikul dan dijaganya, salah satunya hari suci Tumpek Krulut sebagai hari ikatan kasih sayang, sebab mereka yang hanya bisa menuntut hak dan lupa akan kewajibannya, maka mereka disebut alpaka dan akan kepongor,sugih gawe kirang pangan,apecengilan ring pekadangan sesuai Bisama Kawitan masing-masing.Mari ingatkan pertisentana kita dan jaga titah leluhur.JANGAN SILAU DENGAN HALUSNYA GUNUNG DARI KEJAUHAN,NAMUN SETELAH MENDAKI, JURANG TERJAL, NGA-RAI CURAMPUN KAN KAU DAPAT,INDAH DIBAYANGMU BELUM TENTU NYAMAN DIHATI LELUHURMU,salam rahayu .(by.manixs)
Selamat merayakan Tumpek Krulut,29 Mei 2021 semoga semua berbahagia dilandasi kasih sayang yang indah nan suci,astungkara rahayu sareng sami,Santi!!!(PUSTAKA MANIX GNI TEGENAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar