Kamis, 18 Januari 2024

NGUSABA PITRA SEBUAH RNA PADA LELUHUR

Ngusaba Pitra di Pura Dalem Puri,Besakih dilaksanakan pada hari kajeng sasih kepitu nemu pinanggal apisan,tiga atau lima adalah agenda tahunan upacara yang diselenggarakan di komplek Pura Agung Besakih,yang diawali pada hari tilemnya melaksanakan upacara pecaruan dan nedunang Ida Betara,mulai hari ini pemedek sudah berdatangan untuk melaksanakan persembahyangan,ngaturin Ida Dewa Hyangnya masing-masing. Upacara ini adalah sebuah rna pada pitra yang wajib dilaksanakan menurut keyakinan umat Hindu di kawasan Kabupaten Karangasem,Klungkung dan sebagian kabuipaten Bangli. Dari kabupaten lainnya memang ada tetapi kemungkinan asal mereka dari 3 kabupaten tadi ,kemudian tinggal atau menikah  ke kabupaten lainnya,sehingga mereka masih melestarikan tradisi leluhurnya.

Ngusaba Pitra tahun 2024 ini ada sedikit perubahan terutama perubahan Nyineb Ida Bhetara,dimana kalau sebelumnya selesai piodalan,sesuai rumusan tadi,maka sore itu juga Ida Bhetara kesineb,sehingga pelaksanaan saba pitra di Desa Adat(khususnya Desa Pregunung) terdekat dilaksanakan tiga hari setelah acara di Dalem Puri,seperti Tegenan,Batusesa dan Pempatan,kemudian lanjut ke Desa Menanga-Buyan,Nongan,Rendang dll. terakhir Pesaban 30 hari kemudian.

Tahun ini di Desa Adat Tegenan,upacara Sabha Pitra yang dimotori oleh Desa Seket (dari dulu) dan yang dihadiri oleh semua krama Desa Adat Tegenan pelaksanaannya dilakukan pada hari ini,atau 3 hari setelah Ida Bhetara Dalem Puri katuran piodalan,namun sebelum acara dimulai,kami sempat berbincang dengan salah satu tokoh penglingsir yakni Mk.Kadek Sedana,mantan Bendesa Tegenan,menurut beliau pelaksanaan Sabha Pitra di Desa Adat Tegenan tujuannya adalah menghaturkan rasa syukur kehadapan Hyang Widhi khususnya Ida Bhetara Dalem Puri dan para leluhur kita,karena para leluhur telah dianugrahkan ngayah disana,maka usai ngayah 3 hari setelah nyineb Ida Bhetara,maka di Tegenan diadakan acara syukuran pada leluhur,sebab logikanya,beliau mewali ke tempat masing-masing menengok pertisentananya ,tentu setelah selesai upacara di Dalem Puri,kalau dari piodalan diambil,artinya di Dalem Puri masih krodit,leluhur tidak berani mepamit, karena beliau Ida Bhetara  Dalem Puri belum melinggih,itu logikanya, tapi ini perlu pemikiran bersama kalau mau menyesuaikan,agar tidak menimbulkan pro kontra, yang penting happy semua,agar kita damai dihati,damai di dunia damai di akhirat  .ujar Mk.Kadek seraya tersenyum.

Menanggapi hal itu,ketua Paiketan Pinandita Dharma Kerthi,Mk.Gde Krisnadana,membenarkan logika tersebut dan bahkan menurut beliau persembahan banten dengan banten dandanan sayut lima medaging gayah/kawisan dengan caru amanca,menurut tiyang ada kurangnya,karena banten pokok itu dipersembahkan kepada Ida Bhetara Sesuhunan Dalem Suci,carunya cukup abrumbunan,kurangnya adalah tidak ada banten ayaban kepada pitra/Hyang Dewa.ngiring kedepan kayunin sareng sareng agar menyesuaikan dengan sastra,tradisi dan pakibeh jagat, mangda sami adung,pungkasnya

Sementara itu Mk.Manik menganalisis tradisi ini, yang sudah berlangsung turun temurun dilaksanakan oleh Desa Seket ,ia menterjemahkan bahwa di Tegenan,Desa Seketlah sebagai cikal bakal Desa Pakraman/Adat,buktinya dulu siapa yang menjadi Klian Desa Seket otomatis sebagai klian Desa Adat, ketika ada kasus Adat penyelesaiannya ke klian Seket dan anggota seket masing-masing mempunyai tanah AYDS(Ayahan Desa) emponannya adalah upacara Pura Puseh,Bale Agung dan Saba Pitra dilaksanakan di Dalem Suci,yang nota bena Dalem Suci dulu adalah Dalem Cetra,makanya disana diadakan Saba Pitra. Bantennya apa ?,banten pokoknya yang dipersembahkan kepada Bhetara Dalem berupa Dandanan sayut 5 Suci soroh dilengkapi caru manca,yang sebenarnya bisa caru abrumbunan, mungkin pertimbangan zaman dulu,untuk menghormati para bhuta kala penjaga roh,agar leluhurnya lebih mendapat anugrah dari Ida Bhetara. Sedangkan banten ayabannya berupa sodaan/sekaligus dianggap ayaban Dewa Hyang yang disiapkan oleh masing-masing perti sentananya.                Mengenai tonggak pelaksanaan sebaiknya ditetapkan 3 hari setelah acara puncak seperti tradisi terdahulu,anggaplah ini seperti peringatan piodalan sebagai tonggak pelaksanaan yadnya. Mengenai logikanya setelah mesineb baru dilaksankan ini,karena Dewa Hyang masih ngayah,masalahnya suatu saat nanti kalau di Besakih Dalem Puri ramai pemedeknya,kabupaten lain baru sadar sehingga mereka ikut melakukan persembahyangan juga,maka bisa bisa kedepan seluruh Bali melaksanakan Ngusaba Pitra,nyinebnya bisa 11 hari,bisa 21 hari bahkan bisa sebulan tujuh hari seperti karya di Penataran (lamanya tergantung situasi/kesepakatan panitia) maka akan muncul pelaksanaan yang berubah setiap tahunnya,tahun ini bisa lagi 3 harinya,tahun depan bisa 14 harinya apabila Ida Bhetara nyejer selama 11 hari. Untuk itu yang paling pas adalah 3 hari setelah tonggak pengusaban di Dalem Puri,masalahnya jika Dewa Hyang masih ngayah,mungkin beliau bisa diberikan dispensasai, selorohnya. Sekarang Pempatan ,Batusesa dan yang lainnya tidak ada perubahan,hari ini juga sama dengan kita melaksanakan Sabha Pitranya. Betul yang disampaikan Pak Mk.Kadek dan Jero Gede Krisna,yang penting happy melaksanakan yadnya ,atas dasar kebersamaan tetapi jangan juga jauh jauh dari pedoman yang berupa sastra-sastra dikombinasi dengan tradisi desa kala patra dan desa mawecara,Pungkas Mk Manik.

Disisi lain Bendesa DA.Tegenan I Ketut Wana Yasa,mencermati hal tersebut,mengatakan akan mengkordinasikan dengan Bendesa Besakih terkait dengan penyineban di Dalem Puri. Apakah tiga hari setelah nyineb dilaksanakan apakah 3 hari setelah Saba Pitra di Besakih,tentu antara Desa Pregunung harus ada kesepahaman agar tidak mengubah sekehendak hati kita,buktinya Desa Adat atau Desa Pregunung lainnya melaksanakan saba seperti tahun sebelumnya,tidak ada perubahan,walaupun penyineban diundur sehari,ucapnya.

Selesai diskusi kecil ,kami mengikuti prosesi upacara pangusaban diawali denga Jero Mangku Dalem Suci ,Jero Mangku Puseh dan Jero Mangku Betara Gde Sakti ngantebang bakti,kemudian mereresik ngilenang sayut,Mecaru,ngaturang bakti pangusaban,ngadegang Dewa Hyang,ngayab bakti,ngaturang ayaban Dewa Hyang,muspa,nunas wangsuh pada dan nyineb Ida Bhetara dan Dewa Hyang.(manixs) 

Model banten soda ,didepan Tapakan pengadeg Dewa Hyang,di belakang soda persembahan 

Model soda digabung dalam satu tempat biar lebih simpel,katanya.

Soda lebih kecil depan banten belakang Dewa Hyang ??

 
Krama menunggu prosesi Ngusaba pitra.
Suasana menjelang acara berlangsung diseputaran Pura Dalem Suci

Prosesi ngaturin Ida Betara dan Ngadegang dewa Hyang

Nyineb lan ngelebar Ida Bhetara dan Dewa Hyang








Tidak ada komentar:

Posting Komentar