Sekenem adalah sebuah bangunan yang bertiang/saka enam buah dengan balai sepanjang saka tersebut, digunakan sebagai balai yadnya khususnya acara pitra yadnya juga manusa yadnya, bangunan ini sangat trend di tahun 1950an,hampir setiap rumah tangga tokoh masyarakat di desa, memiliki bangunan ini, sebagai simbul kelengkapan sebuah bangunan perumahan Bali. Demikan halnya sekenem yang dibangun oleh kakekku tahun 1957 dengan sangat sederhana,dibuat dari kayu dis(kayu lokal) dengan atap genteng bambu dan pondasi dari tanah,namun cukup keren pada saat itu,kemudian karena termakan usia bangunan itu keropos hanya tinggal lambang dari seseh yang masih utuh,kemudian sebagai seorang anak wajib melestasikan peninggalan orang tua,maka tahun 1972 bangunan itu diganti dengan menggunakan kayu putih oleh ayahku atapnya diganti dengan seng,hanya bisa digunakan lambangnya saja yang terbuat dari seseh atau belahan pohon kelapa. tanggal 31 Maret 1990 ditempat ini aku melangsungkan upacara pernikahan,juga adik adiku dan anaku Teguh sebagai pengguna upacara pernikahan terakhir bangunan sekenem ini. Sebagai tanggungjawab keturunan untuk melestarikan warisan leluhur,maka sekenem ini aku renovasi dan diperbaharui dengan bangunan sakahulu sebagai bangunan tempat yadnya dan adat apalagi adiku sebagai tokoh tertinggi di Desa Adat sebagai bendesa,juga klian Dadia termasuk adiku yang satunya tokoh juga yaitu sebagai Klian Subak Abyan,maka bangunan ini harus terwujud sebagai prestis keluarga. Pengerjaannya aku borongkan kepada besan yang kebetulan sebagai pemborong,menghormati dan menghargai profesi besan.
Akhirnya kami sepakat membangun dengan ketentuan borongan ukuran bataran 3,5 x 5,5,sendi marmer 8 buah,saka dan canggawang jati diukir,Lambang jati,risplang kamper,usuk kruing,plapon sirap kruing,ringring kamper,Genteng kodok lestari dan finishingnya moylek prada. Bagian belakang tembok stil bali,pondasi stil bali,lantai granit 60x60,sendi tugeh Gruda,belakang bale/parba ada gambar sarswati. dengan nilai kontrak Rp.110 juta,masa waktu 2 bulan dari 22 Mei hingga 20 Juli 2024 akan diplaspas.
22 Mei bertepatan dengan purnama sadha jam 09.00 dauh kertha,kita mulai ngeruak/nyikut karang dengan upacara sederhana dan mulai nasarin dengan peletakan batu pertama ,serta mendirikan/nyejer sesantun sebagai tanda dimulainya pembangunan. Semoga dengan berdirinya dan lestarinya warisan leluhur dengan berdirinya bale yadnya ini dapat mewujudkan kedamaian dan kerukunan keluarga. Astungkara (manixs).
SUASANA SAAT NGERUAK KARANG/NASARIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar