Selasa, 29 Juni 2021

ASAL USUL GUNUNG AGUNG

 

Gunung Agung adalah sebuah gunung yang terletak di daerah Bali timur tepatnya di Kabupaten Karangasem, Kecamatan Rendang, yang merupakan Gunung tertinggi di jagat Bali dan sudah terkenal diseantero jagat karena dilereng bagian barat daya berdiri megah Pura Besakih yang juga merupakan Pura terbesar di Gumi Bali.

Dalam lontar Raja Purana Sesana disebutkan suatu ketika Dewa Hyang Pasupati mencabut Puncak Gunung Mahameru di  India,kemudian menaruhnya di Pulau .Jawa agar Jawa Dwipa menjadi stabil,puncak Gunung Semeru yang diambil itu setelah diletakan di tanah Jawa dan menjadilah Jawa Dwipa tenang dan kemudian diberi nama  Gunung Semeru,sebagai gunung tertinggi di Jawa Dwipa.

Bali Dwipa pada saat itu keadaannya juga masih tidak stabil ibaratnya bagaikan perahu tanpa nakhoda, mengambang dilautan kesana kemari goyang tidak tentu arah. Pada saat itu di Bali Dwipa hanya terdapat Gunung Lempuyang dibagian Timur Bali,Gunung Andakasa di sebelah Selatan,Gunung Batukaru di tepi barat dan di posisi utara ada Gunung Pucak Mangu.  

Melihat kondisi seperti itu dan untuk menjadikan Bali Dwipa menjadi stabil, Dewa Pasupati kemudian memerintahkan para dewa untuk memindahkan pucak semeru ke Bali Dwipa, kemudian Gunung Semeru diangkat dan di taruh di punggung Bedawang Nala lalu Naga Ananta Boga,Naga Taksaka dan Naga Basuki mengikat punggungnya gunung dan puncak Gunung  Semeru berhasil diterbangkan ke Bali Dwipa. Pada saat di terbangkan ke Bali Dwipa ketika akan diturunkan sempat ada bongkahan kecil gunung tersebut terjatuh dan kini bongkahan dimaksud  menjadi Gunug  Batur     Akhirnya puncak Gunung Semeru tersebut  ditempatkan dibagian tumur Bali Dwipa diberi nama  Gunung  Tohlangkir yang kini terkenal dengan nama Gunung  Agung.

Setelah Gunung Tohlangkir berdiri gagah,maka keadaan Bali Dwipa menjadi stabil, kemudian Dewa Pasupati di Semeru memerintahkan 3 orang putranya berstana di Bali Dwipa, untuk menjadi sungngungan raja dan rakyat Bali. Putra beliau adalah Hyang Gnijaya ditugaskan berstana di Gunung Lempuyang, Hyang Putranjaya berstana di Gunung Agung dan Dewi Danuh berstana di Gunung Batur,maka sejak saat itu di Bali Dwipa sudah ada Trilingga Giri (3 stana gunung), agar menjadi lebih sempurna dan bali kertha maka Dewa Pasupati memerintahkan lagi putra-putranya yang lain berstana di Bali Dwipa yakni Hyang Tumuwuh menjaga di G.Watukaru ,HYang Manik Gumawang di Pucak mangu/G Beratan, Hyang Manik Galang di Pejeng dan Hyang Tugu di Gunung Andakasa dan kemudian Naga Basuki ditugaskan mendampingi Hyang Putranjaya di Gunung Tohlangkir. Sejak saat itu  di Bali kemudian di kenal  adanya Sapta Lingga Sari yakni tujuh stana yang selaras dengan konsep ajaran paweda sebagai stana Putra-putri  Dewa Pasupati

Oleh karena itu sampai saat ini G. Agng dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa,karenanya masyarakat Bali menjadikan gunung ini sebagai tempat keramat yang disucikan/disakralkan. Karena Gunung Agung juga dijadikan objek pendakian,maka bagi mereka yang akan mendaki Gunung Agung hendaknya menyucikan diri,pikiran dan perbuatan dan tidak boleh berprilaku kotor atau sembarangan,karena akan berakibat patal bagi yang melanggarnya.

Demikian kisah asal-usul Gunung Agung yang menjadi kebanggaan krama Bali dan dipercaya sebagai tempat suci sekaligus mohon anugrah untuk keselamatan dan kesejahtraan gumi Bali.(manixs).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar