Pura Manik Gni di Banjar Adat Tegenan Kelod adalah salah satu pura pemaksan yang unik karena berdiri kokoh sebuah pohon Rudraksa/Genitri yang konon bentuknya sangat unik riwayatnya tumbuh di tegalan sebagai tempat pemelastian Betara Lingsir Gunung Agung Besakih,sehingga tegalan itu diberi nama Tegal Suci. Di tahun 1963 setelah kejadian Gunung Agung meletus tumbuhlah sebatang pohon kecil yang bernama Genitri,entah dari mana asal muasalnya yang disekitarnya tidak ada jenis pohon itu karena sudah luluh lantak semua tumbuhan akibat efek letusan Gunung Agung,namun tiba-tiba tumbuh pohon tersebut. Dalam perjalanan waktu sekitar tahun 1966 mulailah bercocok tanam padi gaga dan pohon tersebut sedah tumbuh dengan cepat,pemilik pohon kakak beradik mau menebang pohon tersebut untuk dijadikan humus tanaman padi,namun sang adik yang naik mau memotong batang rantingnya,tiba-tiba kakaknya menjerit kesakitan perutnya tiba-tiba sakit keras,akhirnya batang pohonpun dibiarkan tidak jadi dipotong.
Akhirnya mereka pulang dan mencariakn obat buat sang
kakak,mencari orang pintar dan bersabdalah Tuhan bahwa pohon itu tidak boleh
ditebang karena sebagai tekernya Ida Betara Besakih,ketika melasti untuk
meneropong segara,jadi pohon itu berfungsi sebagai teropong.
Semenjak itu pohon itu tidak berani diapa apakan sehingga
tumbuh dengan cepat menjadi pohon yang besar di pinggir tegal suci,dalam
pertumbuhannya,bekas potongan waktu kecil berubah bentuk dan cabangnya menyatu
dengan cabang yang lainnya kemudian terlihat seperti lingkaran dan berlubang
seperti teropong. Ditempat ini sering orang pada hari-hari suci melihat sinar
biru dari tanah hingga tak terlihat ujungnya di langit dan selanjutnya
dibuatkan pelinggih bebaturan oleh pemiliknya sejak 1966.
Ditempat ini awalnya merupakan tempat yang tidak ada
penghuninya,maka mulai tahun 1990 pemilik lahan mulai membangun untuk tempat
tinggal,godaan dan penderitaan mulai timbul,hingga suatu saat mau membangun
disebelah pohon itu,istrinya bermimpi bahwa batasnya tidak boleh terlalu dekat
dengan pohon tersebut. Suaminya tidak percaya hingga dicarikanlah orang pintar
dan ternyata apa yang termimpikan benar adanya siorang pintar tidak berani
melewati batas tersebut karena pohon itu telah dijaga,kalua ingin selamat
jangan langgar batas tersebut baru dia berani mencarikan lokasi tempat
pemukiman. Hingga mau tak mau suaminya menuruti permintaan orang pintar
tersebut. Selanjutnya mulai membangun,godaan dan penderitaan,sakit,hutang
bertumuk dan istri linglung pernah dialami,selanjutnya mohon petunjuk kesana
kemari sampai tempat yang jauh dan akhirnya disuruh upacara rsigana bahkan
sampai 2 kali karena yang muput upacara tersebut harus sulinggih dan semua
petunjuk itu dilaksanakan dengan sungguh-sungguh taqwa kehadapan beliau
termasuk penghuni pohon tersebut. Barulah kemudian sedikit demi sedikit ada
perubahan nasib sejak 1997 mendapat pekerjaan yang layak,dengan hati tulus
terus berdoa dan mengabdikan diri paada Tuhan dan masyarakat. Dengan pengalaman
hidup dan pergaulan mulai dipercaya dalam pergaulan dan puncaknya tahun 2002
bulan Maret terjadilah di Br.kajanan warga masyarakat 9 orang yang kesurupan
dari berbagai kekuatan merasuki raga mereka ada dari Nusa,dari luhur ,Betara
sakti ,buda rulay,Suranadi,Antaboga dan sebagainya. Penataan pura di wilayah
Tegenan semua ditelusuri,yang tadi sudah lenyap /tidak ada agar dibangun lagi
dan dilengkapi,antara lain Pr.Gua Gala-Gala,Pucaksari,Pekandelan dan di pohon
genitri ini agar dibangun Pura. Suatu ketika hari purnama datanglah mereka yang
kelinggihan tersebut bersama masyarakat tumpah ruah mengiringi ke tempat pohon
genitri itu disanalah beliau semua kerauhan dan memberi nasehat agar dibangun
pura yang diberi nama Pura Manik Gni dan yang distanakan adalah yang sudah dari
awal melinggih digedong tersebut adalah Betari Sri Mas Manik Jenjen dan paling
utara bentuk Padma adalah Betara Banda Siwa sebagai stana Betara ratu Lingsir
di Luhur Gunung Agung,diselatannya adalah Padma tiga berstana Ratu Gde,Niang
Sakti dan Niang Petak juga nantinya paling selatan adalah Sanghyang Ludra
Rareangonsedangkan disebelah utara didirikan PAruman untuk Nawa Dewata,Dewi
Kwan Im,Sanghyang Anta Boga dan Merta Boga. Dibelakang dekat pohon ada
pelinggih distanakan Betara Manik Gni dan Sangkara serta di pohon ada bebaturan
kecil distanakan penjaga utusan dari Gunung Renjani Lombok beliau dipanggil
Dewi Anjani yang welas asih dan diberi tugas membimbing dan menuntun
pengiringnya,sekaligus menjalani reinkarnasinya di pohon ini.
Menurut petunjuk beliau didirikanlah pura dan penguatnya
laksanakanlah rencana mendirikan Koperasi,maka bulan April rencana pendirian
Koperasi bias dengan cepat direalisasikan dan sekaligus it u adalah sebagai
milik Pura dan dijaga sebagai laba Pura serta kelompok ternak yang sudah ada
sebagai penyungsungnya,nanti akan dibantu,begitu petunjuk beliau. Benar sekali
tahun 2004 kelompok terpilih sebagai penerima BLM dari pusat senilai 305 Juta dan itulah
dipakai untuk modal pendirian Koperasi dan kesejahtraan Kelompok sebagai paica
Ida Betara Manik Gni yang ditransformasikan oleh Dewi Anjani sebagai pengawal
dari luar daerah dan bantuan itupun dating dari pusat.
Sejak 2002 beliau Dewi Anjani berstana di Pr.Manik Gni
melayani para Dewa Betara Betari karena pada awalnya beliau disebut jin Putih
sehingga disebut makluk halus dan sebagainya,suatu ketika di tahun akhir 2002
kami pertama kali datang ke Lombok mejejauman ke Pura tempat beliau distanakan
di Pura Gunung Sari menghaturkan rasa syukur karena beliau telah membantu
menuntun kami dalam menjalankan tugas dan kegiatan hidup.
Dalam mitos di Lombok beliau adalah Dewi yang dipuja dan
dihormati karena beliau menjadi ratu jin penguasa Gunung Renjani yang
disakralkan,namun dalam kisah Pewayangan beliau adalah putri dari Maha Rsi
Gautama yang memiliki cupu manik asta gina sehingga dapat melihat dunia sampai
ke lapisan ke tujuh sehingga beliau diangkat jadi ratunya makluk halus,yang
menjadi rebutan saudaranya yakni sugriwadan subali. Dalam perebutan cupu manik
itulah menyebabkan ayahndanya marah dan cupu itu dilempar jatuh ketelaga,sehingga
pada saat kedua saudara laki-lakinya Dewi Anjani mencari cupu itu dia menyelam
ketelaga dan berubah wujud menjadi kera. Sedangkan Dewi Anjani dalam
menjalankan tapa menjada katak dan Betara Guru lewat melihat Dewi sedang
telanjang maka betara Guru mengirim daun yang diterbangkan oleh Dewa Bayu untuk
menutupi tubuhnya namun Dewi Anjani hamil yang kemudian melahirkan Hanuman.
Kembali ke kisah Dewi Anjani di Manik Gni,yang sudah 19
tahun sebagai penuntun dan pengabdi di pura Manik Gni karena adanya kayu
Rudraksa itu,maka hari ini Tumpek Uye,panglong 9 sasih Kasa icaka 1943 tanggal
3 Juli 2021 lewat mimpi beliau sesuhunan bersabda bahwa Dewi Anjani mulai hari
ini beliau sudah selesai menjalani tugas reinkarnasi sebagai Dewi dan kembali
ke Kahyangan sebagai Betari Gunung Renjani bukan lagi sebutannya sebagai Dewi
Anjani dan untuk menggantikan tugasnya pelayanan Tuhan di Pura Manik Gni maka
beliau menugaskan Dewi Pagar darii Pura Pucak Sari menggantikan posisinya
menjaga Pura MAnik Gni dan Koperasi Mekar Sari. Namun ada perubahan ketentuan
setiap hari suci Purnama agar di Pura Manik Gni dihaturkan Pejati sari dan pada
saat tilem maturan pangkonan putih kuning dengan segehan manacawarna dan kajeng
klion segehan brumbun. Betari Renjani bila ngaturin beliau bisa ngayeng dan
menyebut nama beliau bisa distanakan di Paruman dengan suguhan sebagai betari.
Demikianlah kisah beliau yang sudah melindungi dan menjaga
di Pura Manik Gni,pesan terakhir beliau agar Karyawan Koperasi senantiasa
diingatkan agar bekerja keras dan teliti untuk menjaga Laba Pura berupa
Koperasi,dari awal beliau sudah menjaga dan melindungi agar membawa nama baik
dan menjadi baik sehingga kalau tidak dilaksanakan dengan baik maka akan
membawa nama buruk dan beliaupun akan disalahkan sehingga wanti-wanti pesannya
agar menjaga nama baik sampai anak cucu,maka jagalah ahlak dan jangan sampai tergoda
oleh godaan setan. Itu pesan beliau.
Terimakasih Betari atas anugrah dan tuntunanMu semoga kami
bisa melaksanakan amanatMu dengan baik demi nama baik dan kerahayuan
bersama,astungkara.rahayu.