Selasa, 19 Maret 2024

BANGKIT DARI PERTIWI

 Peristiwa robohnya pohon beringin di Pura Manik harum dua hari lalu rabu Wage langkir 13 Maret 2024, mengakibatkan hancurnya bangunan pelinggih dan samuan di pura setempat,akibat hal tersebut Ida Bhetara sesuhunan mertiwi alias roboh ke tanah,sehingga hal ini perlu dibangkitkan dari pertiwi yang dilaksanakan melalui proses ngulap ngambe,nuntun ke linggih pegayungan/lapan kecil untuk pelinggih darurat sementara. Proses ini dilaksanakan pada hari Sukra Umanis Langkir 15 maret 2024 pukul 15.00 Wita,acara yang dipimpin oleh pemangku setempat juga dihadiri oleh seluruh krama desa kelodan sebagai pengemong pura tersebut,hadir pula saat itu Bendesa Desa Adat Tegenan I Ketut Wana Yasa. Suasana saat akan dimulainya prosesi langit tampak mendung tebal sehingga belum selesai upacara,tak ayal hujan turun dengan lebatnya,hal ini menyebabkan jero mangku dan pengayah prosesi semua basah kuyup,namun demikian proses tetap berlangsung lancar. Karena hujan tak kunjung reda maka agenda yang sedianya memotong kayu usai Ida melinggih terpaksa dialihkan ke acara paruman membahas masalah teknis mengatasi bencana tersebut. Rapat yang digelar di wantilan Pura manik Harum dibuka oleh klian pura manik Harum I Wayan Mulus,S.Pd dan kemudian untuk mengatur teknis diserahkan kepada Klian banjar Adat Tegenan Kelod I Wayan Suiji.

Lebih lanjut Suiji menyampaikan gagasan dan minta masukan kepada peserta rapat,yang pada intinya beban krama diringankan dan pura dapat diperbaiki dengan baik,akhir keputusan Suiji menyarankan agar prejuru menggali dana dengan membuat proposal,memanfaatkan kas yang ada yang masih tersisa 20 jutaan, punia yang dipungut oleh Mk.Eka dan tentunya dengan iuran anggota. Hal penting dalam kesepakatan tersebut krama minta pada Suiji untuk memfasilitasi pinjaman,karena dana BKK sebanyak 85 Juta baru cair tahun 2025,untuk itu perlu disiasati dengan peminjaman dana dengan catatan krama membayar bunganya saja selama BKK belum cair. Rencana awal hanya membangun pelinghgih terlebih dahulu,mengingat kemampuan masyarakat terbatas,namun dengan adanya usulan dari pemangkunya,"saya usul,kalau pesamuan ini tidak dibuat dimana distanakan Sanghyang Wenang dan Sanghyang Titah ?" tanyanya kepada peserta rapat,maka kesimpulannya pembangunannya akan digarap sampai pesamuan,diharapkan krama yang mampu agar medana punia yang siap akan maturan dana punia atas inisiatif guru Megang adalah krama subak lipang senilai Rp.1,5 juta dan yang akan ngaturang gedong adalah Wayan Mulus,Mk.Eka dan Md.Mustapa. Semua bangunan akan dibuat dari batu pondasinya,karena sekalian membangun,ujar Wayan Mulus dalam acara rapat dan itu disepakati krama (manixs).

                                        

                                            Prosesi ngulap ngambe Ida Bhetara sane mertiwi

Klian Banjar Adat Tegenan Kelod memfasilitasi paruman banjar jangkepan

Suasana rapat berlangsung lancar
Perobohan sisa pohon beringin yang tumbang  dipimpin Mk.Eka Adnyana






Tidak ada komentar:

Posting Komentar