Senin, 16 Agustus 2021

MITOS WATUGUNUNG MEMBAT SEPANJANG ZAMAN

 

Mitos atau kisah Watugunung dikalangan umat hindu khususnya di Bali sudah tidak asing lagi ditelinga krama Bali,yang syarat dengan makna dan tidak lekang oleh waktu,sehingga mitos itu sesuai dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan umat manusia di sepanjang zaman,itulah hebatnya karya sastra para leluhur kita.

Mengacu pada sumber sastra Lontar Medang Kemulan,mitos Watugunung diawali dengan cerita sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Kunda Dwipa dengan rajanya bernama Danghyang Kulagiri, beliau seorang raja yang mumpuni,suka memperdalam pengetahuan dan mengasah spiritualnya,sehingga beliau menjadi seorang raja yang welas asih dan bijaksana disegani raja-raja lain dan dihormati serta dicintai rakyatnya,lebih-lebih  istri beliau yang bernama Dewi Sinthakasih dan Dewi Sanjiwantia yang cantik dan baik hati terkenal dengan keawetan kecantikannya.

Suatu ketika sang raja ingin menambah pengetahuannya dengan bertapa ke Gunung Mahameru, beliau tinggalkan kerajaannya terutama istrinya Dewi Sinthakasih yang sedang hamil,lama beliau bertapa dan karena lama kedua istri raja menyusul ke Gunung Mahameru,apalagi Dewi Sinthakasih yang sedang hamil tua,takut kelahiran bayinya tidak didampingi oleh sang raja, maka berliau berdua nekat ketengah hutan dengan maksud bertemu suaminya. Sayang sekali ditengah perjalanan dengan medan yang berat melewati jurang ngarai dan sungai dengan batu batuan yang licin,sehingga kepleset diatas batu dan aduuh..sang dewi terjerembab diatas batu dan uhh..sakiiiit tiba-tiba betis sang dewi berdarah-darah dan tak tertahan beliaupun melahirkan….. nguek..nguek..nguek. menyembul kepala jabang bayi ibarat leleah lahar dengan bebatuan meleleh dari lubang kepundan gunung berapi, darah mengalir dan air ketuban yang demikian dahsyatnya tiba-tiba angin dan petir menyambar-nyambar di sekitar TKM dan anginpun berhenti setelah sang jabang bayi keluar dari persembunyiannya dan dengan sedikit kecemasan sang dewi membersihkan bayinya yang begitu kuat dan sehat,karena lahir diatas batu di gunung,maka spontan mereka berdua memberi nama bayinya dengan nama Watugunung.

Tak lama kemudian sang dewi kembali ke kerajaan merawat sang bayi Watugunung,tidak disangka Watugunung tumbuh cepat walau agak bandel dan nakal serta hyperaktip ,hingga suatu ketika Watugunung sudah menjadi anak-anak cepet sekali lapar dan minta makan dan makan terus sehingga tubuhnya bongsor sudah seperti anak remaja padahal masih anak-anak. Sakeng laparnya ibunya belum selesai masak nasinya sudah diambil sehingga ibunya menjadi marah dan suit(sendok agak panjang yang dibuat dari kayu dipakai untuk mengaduk nasi ketika memasak zaman dulu) yang dipegangnya dipakai memukul kepala Watugunung hingga luka berdarah,Watugunungpun kesel dan ngambek pergi ketengah hutan mengasingkan diri. Tak diceritakan entah bagaimana cara hidupnya dan semakin dewasa ia bertapa dengan kuat di tengah hutan,karena jiwa yang kesal penuh amarah dan dengan serius ia bertapa akhirnya mengetuk hati Dewa Brahma untuk turun kepertapaan memberi anugrah kesaktian bahwa Watugunung tidak dapat dibunuh oleh siapapun kecuali Dewa Wisnu dalm wujud Tri Wikrama,begitu titah beliau dan langsung nirwana.

Mendapat anugrah seperti itu,Watugunung menjadi sombong dan angkuh,ia merampok dan ingin menjadi penguasa,sebagai langkah awal Kerajaan Giri Swara diserang pertama bersama gerombolannya dan  sang raja ditaklukan tidak bisa berkutik menyerah kalah,begitu seterusnya satu persatu raja-raja diserang sehingga sudah menaklukan 23 kerajaan dan 5 padukuhan (panca Rsi) dan kerajaan terakhir yang ditaklukan adalah kerajaan Kunda Dwipa dengan ratunya Dewi Sinthakasih yang ayu dan jelita,sehingga sekaligus dinikahi sebagai istri.

Pada suatu hari sang raja Watugunung dengan permaisurinya Dewi Sinthakasih sedang bercengkrama,sang raja tidur dipangkuan istrinya kepalanya diusap-usap dan dilihat kepala suaminya terdapat benjolan bekas luka memanjang,disanalah sang dewi bertanya,kenapa kepalanya bisa luka dan Watugunung menceritakan kisahnya dipukul oleh ibunya panjang lebar dan mungkin pukulan ibunya agak keras sehingga otaknya sedikit gegar sehingga ia tidak ingat siapa ibu dan darimana asalnya. Mendengar itu betapa kagetnya sang dewi dan yakin se yakin yakinnya serta ingat betul dengan kejadian itu,beliau yakin bahwa suaminya itu adalah si kecil Watugunung yang dipukul dulu,betapa sedih dan merasa berdosa bahwa mereka telah melakukan inses yang sangat dilarang oleh agama. Menyesal,sedih,haru semua bercampur aduk di hati sang dewi dan berpikir bagaimana caranya lepas dari dosa itu dan diketahui suaminya sangat sakti dan tak terkalahkan oleh siapapun,maka dengan kasih ia merayu suaminya menanyakan kelemahannya dan karena sang dewi sangat cantik dan bermanja-manja dengan suaminya,maka hati Watugunungpun luluh dengan catatan agar dirahasiakan,maka tercetuslah yang bisa, membunuhnya hanya Dewa Wisnu dalam Triwikrama dengan terkuaknya misteri kesaktian Watugunung,maka sang dewi punya ide untuk lepas dari Watugunung dengan mengatakan dirinya ngidam dan yang diidamkan ingin dicarikan istri Dewa Wisnu yakni Dewi Laksmi sebagai madunya Dewi Sinthakasih. Mendengar itu Watugunung sedikit terkejut,tapi demi cintanya dengan sang dewi maka ia tidak pikir panjang langsung menyerang Wisnuloka untuk mendapatkan Dewi Laksmi,karena lawan tandingnya adalah Dewa Wisnu yang merupakan dewa Kematiannya,maka Dewa Wisnupun langsung bertriwikrama dengan senjata cakranya ditebaslah leher watugunung,tak ampun lagi pada hari itu Redite Klion Watugunung disebut Watugunung runtuh dan sebelum menghembuskan nafasnya ia sadar akan kesalahannya telah berbuat dosa dan mohon maaf pada semuanya satu permintaannya kalau mayatnya jatuh di darat maka dimohon kemurahan dewa untuk menurunkan hujan dan sebaliknya bila di laut jatuhnya agar dipanaskan,Dewa Wisnupun mengabulkan permintaan Watugunung karena sadar dan telah minta maaf,maka ketika Dite Klion Watugunung hujan itu tandanya Watugunung jatuh di darat, begitu juga sebaliknya.

Raja-raja yang dibunuh Watugunungpun dihidupkan kembali,mulai saat itu para dewa membuat ketentuan ala ayuning dewasa  sesana dewa dalam pawukon yang jumlahnya 30 wuku, mulai dari kerajaan landep,ukir,kulantir sampai kerajaan dukut yang berjumlah 28 kerajaan dan suami istri Watugunung dan Sinthakasih dipisahkan,istrinya diletakan didepan menjadi wuku Sinta dan suaminya diletakan terakhir menjadi Watugunung sehingga semuanya berjumlah 30 wuku mulai dari Sinta,Landep,Ukir dst..sampai Watugunung wuku ke 30.

Hal yang menarik dalam kedua wuku ini menjadi suatu rangkaian yang memiliki pilosofi mendalam dalam kehidupan dan membat atau mantul sepanjang zaman seperti mulai masuk wuku Watugunung sebagai berikut:

1.     1. Redite Klion Watugunung disebut WATUGUNUNG RUNTUH/KAJENG KLION PEMELAS TALI

2.      2.Soma umanis Watugunung disebut CANDUNG WATANG

3.      3.Anggara Pahing Watugunung dinamai PAID-PAIDAN

4.      4.Buda Pon Watugunung dinakan URIP KELATAS/BUDA PON BANGUN URIP

5.      5.Wraspati Wage Watugunung disebut PANEGTEGAN

6.      6.Sukra Klion Watugunung disebut PANGREDANAAN

7.      7.Saniscara Umanis Watugunung disebut SARASWATI

8.      8.Redite Paing Sinta dinamakan BANYU PINARUH

9.      9.Soma Pon Sinta disebut SOMA RIBEK

10.  10.Anggara Wage Sinta dinamakan SABUH MAS

11.  11.Buda Klion Sinta disebut PAGERWESI

Dari rangkaian kejadian itu bila kita ambil filosofinya dalam kehidupan sekarang dapat diuraikan sebagai berikut :

 

1  1. WATUGUNUNG RUNTUH/KAJENG KLION PEMELAS TALI maknanya adalah tatkala kita dilahirkan(melas/lepas tali pusar) dari rahimnya ibu yang telah dibawa 9 bulan dalam kandungannya kesana kemari kita ikut beliau.

2.      2. CANDUNG WATANG artinya setengah mati ibu kita perjuangannya ketika melahirkan kita,maka ada istilah CARA MEGANTUNG BOK AKATIH dan ibaratnya BAGAI AIR DI DAUN TALAS sedikit saja salah maka nyawa taruhannya akan melayang,begitulah perjuangan seorang ibu,. Maka menurut mitos hari ini tidak boleh menyapu artinya kalau menyapu itu di tanah/ibu pertiwi,maksudnya tidak boleh membersihkan/melupakan beratnya perjuangan(mis) seorang ibu melahirkan kita,apalagi kasih ibu sepanjang masa tak pernah menuntut balas(ibu yang baik).

3.      3. PAID-PAIDAN/ANGGARA PAING PAID-PAIDAN maksudnya sesudah kita dilahirkan dipelihara dan dirawat oleh seorang ibu akhirnya kita mulai menginjak tanah,tidak otomatis bias berlari tetapi step by step mulai dari  mepaid-paidan atau merangkak,maka mulailah hidup ini dengan hal kecil sesuai proses kehidupan kemudian secara bertahap menjadi besar,ini adalah makna sebuah kesabaran,maka hasilnya akan lebih bermakna.

4.      4. BUDA PON BANGUN URIP/URIP KELATAS pilosofinya setelah melalui proses panjang dalam perawatan seorang ibu maka kita bisa berdiri tegak dan berjalan sesuai langkah yang diajarkan langkah demi  langkah dituntun oleh orangtua kita,dan perhatikan langkah kita jangan sampai menapak duri,lubang,kotoran atau benda berbahaya lainnya,kita senantiasa dituntun oleh guru rupaka

5.      5. PANEGTEGAN artinya setelah kita bisa berdiri tegak /tegteg,bias dilepas dan sudah bisa berjalan dan berlari kecil kita mulai dilepas dan dibiarkan bersosialisasi dengan sesama anak-anak lainnya sebagai makluk sosial,mengenal lingkungan sehingga bertumbuh dan berpemikiran lebih luas.

6.      6. PENGREDANAN maksudnya kita diraawat dipelihara tidak hanya cukup dengan makan minum dan kesehatan tetapi dengan doa dan upacara serta diajarkan tatakrama kehidupan oleh orang tua kita untuk disiapkan menerima pengetahuan yang lebih luas di masyarakat.

7.      7. SARASWATI simbul turunnya Ilmu Pengetahuan,mulailah kita diserahkan kepada guru Pengajian mulai dari Paud/TK,SD,SMP,SMA/K sampai perguruan tinggi termaasuk juga kita didik oleh guru Wisesa dan masyarakat serta Guru Swadiaya,sehingga kita belajar dan berlatih serta berdoa untuk mewujudkan IQ,EQ,SQ yang lebih baik dan sempurna sebagai bekal melangsungkan kehidupan bermodalkan pengetahuan dan ketrampilan hidup/softskill.oleh karenanya disini juga mengandung makna yudha awidya narottama , nandurin karang awak.artinya untuk menjadi manusia utama marilah perangi kebodohan/kegelapan dengan cara mengisi diri dengan pengetahuan dan ketrampilan.

Adapun rangkaian upacaranya:

a.       Suci laksana Saraswati

b.      Sembahyang Saraswati sebelum tengah hari di sekolah,kantor dan di Pura juga di rumah.

c.       Buku/lontar diupacarai dengan banten saraswati,sesayut dana tau sesuai kemampuan

d.      Sambang semadi atau malam sastra dengan perenungan dan membaca sloka-sloka suci.

e.       Selesai.

8.      8. BANYU PINARUH atau banyu pinaweruh artinya kecerdasan/pengetahuannya seperti air mengalir baik intelektualitasnya,emosional maupun spiritualitasnya,ini bisa didapat melalui pembelajaran,praktek dan pengalaman hidup.maka dalam implementasi sakralitasnya,pagi pagi kita menyikan diri dengan mandi air kumkuman,air harum dengan bunga kembang tujuh rupa,makna filosofinya setelah kita punya pengetahuan dan kecerdasan yang banyak hendaknya kita sucikan dan gunakan sesuai jalan dharma dan bermanfaat untuk orang banyak serta hindari 7 macam kemabukan yang disebut sapta timira atau tujuh macam kegelapan/kemabukan/kesombongan.(Surupa/rupawan,Dana/kekayaan,Guna/kepandaian, Kulina/Keturunan,Yowana/awetmuda,Sura/miras,Kasuran/keberanian). Adapun rangkaian pelaksanaan upacaranya:

a.       Pagi mandi air kumkuman dengan kembang 7 rupa (simbul penyucian Sapta Timira),

b.      Sembahyang dengan banten nasi pradnyan dengan loloh sadrasa(simbul penyucian Sad Ripu).

c.       Ngelabain

d.      Selesai.

9.      9. SOMA RIBEK ini mengandung makna kehidupan berkelimpahan,sebab dengan kecerdasan dan ketrampilan kita akan memiliki personal brending apalagi sekarang dengan teknologi dan social media akan mempermudah menciptakan dan mencari lapangan kerja dan apabila dilakukan dengan kerja keras,kerja cerdas,kerja tuntas dan kerja iklas niscaya hidup kita akan berkelimpahan.

10.  10. SABUH MAS,mas identik dengan kemuliaan,maka orang yang sudah memiliki personal brending akan banyak dibutuhkan orang apalagi dalam implementasinya menyeimbangkan antara Iq,Eq dan Sq,maka mereka akan dimuliakan dan dihormati oleh orang lain,sungguh berarti hidup orang yang seperti ini dan akan dimuliakan dunia akhirat.

11.  11. PAGERWESI mengandung makna Pagar dari Besi atau pagari dengan kokoh semua kompetensi yang dimiliki sehingga bermanfaat bagi orang banyak sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana,beryadnya kepada Hyang Widi,Dewa-dewi,Betara-Betari leluhur,juga pada keluarga,masyarakat dan lingkungan,bangsa dan negara. Semua itu sesuai dengan amanat ajaran agama kita untuk mencapai morksartem jagatita ya ca itu dharma.

 

Kesimpulannya Saraswati adalah sebagai tonggak keseimbangan kosmis menjadi keseimbangan yang beradab,karena hari inilah sebagai titik akhir dari sebuah proses penyelesaian permasalahan baik waktu(pawukon) maupun persoalan hidup akan dapat diselesaikan dengan pengetahuan yang bijak yang mampu memunculkan wind wind solution yang berlandaskan IQ,EQ,SQ.

            Benang merah yang dapat diambil dari mitos Watugunung adalah:

1.      1. Dalam kehidupan ini dilarang melakukan inses karena itu sifat binatang.

2.      2. Terdapat pemahaman kita harus sadar akan waktu/kala mulai dari utpti ketika kita tercipta/lahir,stiti kita menjalani kehidupan dan prelina ketika kita pulang nanti saat dipanggil oleh yang memberi pinjam atma kita,karena kita sadar bahwa angkian/nafas kita berasal dari pinjaman untuk menghidupi Panca maha bhuta kita sehingga kita bisa hidup di dunia ini,suatu saat kalau ditagih kita pasti pralina. Waktu itu yang harus disadari.

3.      3. Terdapat penetapan aturan-aturan sosial dari ritual sampai keagamaan,sebagai bentuk syukur dari anugrah kehidupan,sebagai makluk paling utama.

4.      4. Sebagai epiphany/pencerahan terhadap unsur jati diri manusia Bali/Jawa yang mempunyai peradaban sejak lama.

5.      5. Manusia diadabkan melalui ajaran agama yang dianutnya,karena melalui ajaran agama kita akan menjadi makluk yang lebih beradab.mulai lahir,bagaimana kita merasakah perjuangan seorang ibu/orang tua dirawat dipelihara sehingga kita bias jadi orang dan dituntun untuk bijak dalam mengelola diri demi kemaslahatan umat manusia.

6.   6. Kisah Watugunung adalah gamabaran karakter egositas yang tinggi dalam komunitas untuk menundukan lingkungan sekitar ,namun semua itu akan dikalahkan oleh kekuatan kosmis yang tak terbantahkan karena sesungguhnya rta itulah yang paling kuasa menggerakan roda semesta.

7.      7. Dalam proses kehidupan salah benar itu saling berdampingan,ketika kesalahan terjadi asal disadari dan bertobat,maka Tuhanpun memaafkan semua kesalahan itu,akan disucikan dengan dengan prilaku kita sendiri dengan menapaki ajaran dharma.

8. 8. Ada rangkaian 11 hari kenapa,karena itu rangkaian arah mata angin semesta ada timur,tenggara,selatan,barat daya,barat,barat laut,utara,timurlaut,tengah,atas dan bawah, artinya bila kita memiliki pengetahuan seluas arah mata angina maka kita akan menguasainya.

 

Demikian uraian singkat terkait mitos Watugunung yang melegenda dikalangan umat hindu khususnya di Bali ,semoga bermanfaat dan dapat diimplementasikan dalam hidup kita,tidak hanya dalam bentuk ritual namun yang lebih penting dalam step step kehidupan dari lahir sampai tidak ada lagi di mayapada ini.astungkara.(manix)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar