Kamis, 28 Maret 2024

RENUNGAN SERUPUT PAGI,BERAPA NILAIMU !!!

mobil tua yang ikonik
Seorang ayah berkata kepada anaknya : kamu  sudah lulus dengan nilai comloud,ini mobil ayah beli bertahun tahun yang lalu,ayah sangat mencintai mobil ini dan kini akan ayah hadiahkan kepadamu, ujar sang ayah. Sang putra melihat mobil yang dimaksud ayahnya, mobil tua yang lusuh dan terbengkalai di garasa tua,tetapi sebelum ayah memberikannya kepadamu bawalah ketoko mobil bekas dan katakan kepada mereka bahwa kamu ingin menjualnya dan lihat berapa nilai yang akan diberikannya. Anak itu kemudian menuruti ayahnya ke toko mobil bekas yang dimaksud,setelah itu kembali kepada ayahnya dan mengatakan : ayah mereka menawarnya hanya Rp.15.000.000,- karena mobil itu tidak terawat dan terlihat sangat tua, ayahnya kemudian berkata,sekarang coba kamu bawa ke toko pegadaian,anak itu lalu menuruti permintaan ayahnya menawarkan mobil itu di pegadaian,setelah itu anak tersebut kembali ke ayahnya dan mengatakan bahwa mobilnya hanya ditawar Rp.3.000.000,-saja karena mobil itu dianggap sudah tua. Ayahnya kemudian meminta lagi anaknya membawa mobil itu kepada si kolektor mobil dan kemudian  menawarkan mobil itu yang ditawar Rp.300.000.000,-karena mobil itu sangat ikonik dan langka,kemudian sang ayah berkata kepada anaknya : ayah hanya ingin kau tau tempat dan orang yang tepat untuk menilaimu dengan nilai yang tepat,kalau kamu tidak dihargai,kamu jangan marah kepadanya,berarti kamu berada di tempat yang salah. Mereka yang benar benar mengenali tahu cara menghargai disanalah sepatutnya kamu berada,tetapi jangan kamu terlalu lama berada ditempat dimana kamu tidak dihargai,jangan buang waktumu bersama dengan orang yang tidak menghargaimu  (MANIXS,290324)

Selasa, 19 Maret 2024

BANGKIT DARI PERTIWI

 Peristiwa robohnya pohon beringin di Pura Manik harum dua hari lalu rabu Wage langkir 13 Maret 2024, mengakibatkan hancurnya bangunan pelinggih dan samuan di pura setempat,akibat hal tersebut Ida Bhetara sesuhunan mertiwi alias roboh ke tanah,sehingga hal ini perlu dibangkitkan dari pertiwi yang dilaksanakan melalui proses ngulap ngambe,nuntun ke linggih pegayungan/lapan kecil untuk pelinggih darurat sementara. Proses ini dilaksanakan pada hari Sukra Umanis Langkir 15 maret 2024 pukul 15.00 Wita,acara yang dipimpin oleh pemangku setempat juga dihadiri oleh seluruh krama desa kelodan sebagai pengemong pura tersebut,hadir pula saat itu Bendesa Desa Adat Tegenan I Ketut Wana Yasa. Suasana saat akan dimulainya prosesi langit tampak mendung tebal sehingga belum selesai upacara,tak ayal hujan turun dengan lebatnya,hal ini menyebabkan jero mangku dan pengayah prosesi semua basah kuyup,namun demikian proses tetap berlangsung lancar. Karena hujan tak kunjung reda maka agenda yang sedianya memotong kayu usai Ida melinggih terpaksa dialihkan ke acara paruman membahas masalah teknis mengatasi bencana tersebut. Rapat yang digelar di wantilan Pura manik Harum dibuka oleh klian pura manik Harum I Wayan Mulus,S.Pd dan kemudian untuk mengatur teknis diserahkan kepada Klian banjar Adat Tegenan Kelod I Wayan Suiji.

Lebih lanjut Suiji menyampaikan gagasan dan minta masukan kepada peserta rapat,yang pada intinya beban krama diringankan dan pura dapat diperbaiki dengan baik,akhir keputusan Suiji menyarankan agar prejuru menggali dana dengan membuat proposal,memanfaatkan kas yang ada yang masih tersisa 20 jutaan, punia yang dipungut oleh Mk.Eka dan tentunya dengan iuran anggota. Hal penting dalam kesepakatan tersebut krama minta pada Suiji untuk memfasilitasi pinjaman,karena dana BKK sebanyak 85 Juta baru cair tahun 2025,untuk itu perlu disiasati dengan peminjaman dana dengan catatan krama membayar bunganya saja selama BKK belum cair. Rencana awal hanya membangun pelinghgih terlebih dahulu,mengingat kemampuan masyarakat terbatas,namun dengan adanya usulan dari pemangkunya,"saya usul,kalau pesamuan ini tidak dibuat dimana distanakan Sanghyang Wenang dan Sanghyang Titah ?" tanyanya kepada peserta rapat,maka kesimpulannya pembangunannya akan digarap sampai pesamuan,diharapkan krama yang mampu agar medana punia yang siap akan maturan dana punia atas inisiatif guru Megang adalah krama subak lipang senilai Rp.1,5 juta dan yang akan ngaturang gedong adalah Wayan Mulus,Mk.Eka dan Md.Mustapa. Semua bangunan akan dibuat dari batu pondasinya,karena sekalian membangun,ujar Wayan Mulus dalam acara rapat dan itu disepakati krama (manixs).

                                        

                                            Prosesi ngulap ngambe Ida Bhetara sane mertiwi

Klian Banjar Adat Tegenan Kelod memfasilitasi paruman banjar jangkepan

Suasana rapat berlangsung lancar
Perobohan sisa pohon beringin yang tumbang  dipimpin Mk.Eka Adnyana






Rabu, 13 Maret 2024

PETAKA BAWAH POHON BERINGIN

 Pohon beringin yang berusia ratusan tahun yang tumbuh nyaman di Pura Manik Harum,kemarin Rabu Wage Langkir,13 Maret 2024 sekitar pukul 15.00 Wita tumbang akibat tiupan angin kencang hingga merobohkan semua pelinggih yang ada juga bangunan samuan dan menimpa sebagian bale penegtegan. Klian Pura Manik Harum I Wayan Mulus,Muliadi,S.Pd mengungkapkan sudah ketigakalinya kejadian ini,dimana dua kejadian sebelumnya bertepatan  menjelang piodalan,pernah merobohkan 1 bangunan juga, namun kejadian terakhir ini paling parah karena seluruh batang pohon besarnya tumbang karena kencangnya angin,hanya 1 batang kecil yang masih. Akibat bencana ini kami mengalami kerugian yang cukup besar,kejadian ini sudah kami laporkan ke BPBD kabupaten Karangasem,kemungkinan besok ditinjau dan disuruh membuat laporan secara tertulis,ungkapnya.

Mulus juga menambahkan dengan adanya musibah ini kami sudah kordinasi dengan klian Banjar Adat Tegenan Kelod dan juga prejuru serta pemangku disini,langhkah langkah yang akan kami lakukan adalah akan membuat lapan pegayungan untuk nginggsirang sekaligus ngelinggihang sementara Ida Bhetara yang pelinggihnya roboh,kemudian kami juga akan mohon petunjuk kepada jero tapakan agar kami bisa mengambil langkah-langkah terpadu antara sekala dan niskala,hal ini sudah kami sampaikan kepada Mk.Eka Adnyana jan bangul pura ini. Kebetulan juga pada Sukra Umanis Klau yang akan datang giliran piodalan Ida Bhetara,sehingga kami harus bergerak cepat untuk penangannnya,kami prejuru sudah berembug diantara kami prejuru akan ngaturang gedong,klian,sekretaris,bendahara dan pemangku masingh-masing 1 gedong sehingga lebih cepat rampung. Pesamuan ini baru dua minggu lalu kami servis,sekarang sudah begini,ya apa boleh buat karena bencana alam,kami tidak bisa komen apa apa,kemaren sebelum musibah ini mangku Eka sudah memungut dana punia kepada krama yang rencananya digunakan untuk rehab samuan tetapi beginilah kejadiannya. Jumat besok kami akan menurunkan krama pengempon,bagaimana kesepakatan krama untuk mengatasi masalah ini kami akan berdialog semoga dapat jalan keluar,kami akan ajukan proposal kepada para anggota dewan yang terpilih,kepada LA,Maha Giri,pengusaha pengusaha dan tentunya iuran pengempon,pungkas klian pura Manik Harum.(manixs)

Pohon beringin yang tumbang akibat angin kencang

Beringin yang menimpa 90% pelinggih

Pohon beringin yang menimpa Samuan



Usulan ke BPBD.






Selasa, 12 Maret 2024

DIGLONTOR TRAKTOR JANGAN TEROR HOROR

Subak Lipang adalah organisasi tradisional bidang pengairan atau irigasi sawah semenjak kepemimpinan Guru Wayan Megeng menunjukan kemajuan yang cukup signifikan terutama dalam pengelolaan manajemen keuangan yang cukup transparan dan akuntabel,karena setiap kegiatan senantiasa krama menandatangani daftar hadir dan selalu mengupdate data keuangan,karena menurutnya uang ibarat api, kalau benar penggunaannya bisa dipakai memasak,kalau salah diri kita bisa hangus terbakar,karena itu kita harus hati hati menggunakan uang apalagi uang bukan milik kita sendiri,ucap Megeng sebelum memulai acara.

Rapat rutin setiap Buda Wage dilaksanakan di Pura Bedugul atau Puseh Anyar sungsungan Subak Lipang, rapat kali ini bertepatan dengan Buda Wage Langkir,13 Maret 2024 mulai jam 07.30 krama subak dan undangan diarahkan untuk mengikuti persembahyangan bersama dengan melantunkan Puja Gayatri yang dipandu oleh Guru Megeng,sedangkan pemimpin upacara persembahyangan,mangku Widiasih sebagai janbangul pemangku Subak Lipang,acara ini juga dihadiri oleh jero Wana Yasa sebagai Bendesa Adat Tegenan,Mk.Manik Puspayoga sebagai Klian Banjar Adat Tegenan Kelod sekaligus sebagai Kordinator Kontribusi PT.Bali Agung Waters dan Klian Banjar Dinas Tegenan I Gde Tangkas Widyaguna. Usai persembahyangan acara dilanjutkan dengan Rapat Rutin dengan agenda Penyerahan Bantuan/Kontribusi PT.Bali Agung Waters tahun 2024 kepada Subak Lipang yang disepakati untuk dibelikan traktor mini dan kelengkapannya serta perbaikan irigasi terowongan sekitar 60 meter,disamping ada agenda tambahan sosialisasi program dari LPM Desa Menanga yang dipimpin oleh I Made Dastra asal Buyan.

Rapat diawali dengan pembukaan sekaligus pemaparan kegiatan dan penggunaan dana kontribusi dari PT.Bali Agung Waters yang disampaikan oleh Klian Subak Guru Wayan Megeng,sekaligus menyampaikan ucapan terimakasih kepada PT.Bali Agung Water atas kontribusinya membangun subak dan Desa Adat serta Banjar Adat Tegenan termasuk pura pura lainnya. setelah pemaparan panjang lebar acara dilanjutkan dengan pengarahan dari Klian Banjar Adat Tegenan Kelod,sekaligus sebagai kordinator kemasyarakatan PT Bali Agung Water di Desa Adat Tegenan I Wayan Suiji.

Suiji dalam arahannya merasa beryukur karena Subak Lipang semenjak kepemimpinan Guru Wayan Megeng sudah mulai berbenah baik secara sekala maupun niskala. Sekalanya Guru Megeng dengan lascarya telah mengabdikan diri dengan tulus ngayah memperbaiki jalan jalan disawah,irigasi yang tersumbat atau jebol secara tiba tiba karena banjir akibat hujan,seorang diri tanpamrih,ia tetap lakukan dengan gigih,sehingga terlihat nyata hasilnya,jalan lingkar bisa terwujud,yang sangat mempermudah akses krama subak membawa hasil panennya dan atau mengolah dan memelihara sawahnya. Juga secara niskala proses pemaculan ia laksanakan sesuai lontar Dharma Pemaculan sebagai acuannya,juga maturan atau punia punia ke pura yang terkait dengan keberadaan subak lipang,ia bangkitkan,ia telusuri dan laksanakan sebagai ucapan syukur dan terimakasih atas keberkahan para leluhur pendahulu kita. ini artinya guru Megeng ini telah melaksanakan tupoksi seorang klian subak dengan baik dan benar,sudah begitupun masih ada orang mencibir,bayangkan ketika memperbaiki saluran tersumbat ketika ada longsoran saat hujan lebat,ia turun terjun langsung ke lokasi seorang diri dengan berbasah-basah,ia iklas dan rela memperbaiki saluran itu dengan tujuan agar sawah sawah sekitar sumbatan tidak jebol akibat saluran mampet,ia relakan tubuhnya yang kurus itu diabdikan untuk kepentingan krama subak. Mari kita apresiasi guru Megeng ini,dukung dia,hargai dia karena ia sudah berjasa membantu kita anggota subak,itu artinya anda tau rasa terimakasih,jangan malah mencibir. Sama halnya ketika saya berjuang dulu,mulai dari sekitar tahun 1985 mengsuslkan senderan saluran irigasi di buka yang masih dapat kita lihat sekarang kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Karangasem, itu nilainya waktu itu Rp.75 juta berhasil kita peroleh,kemudian pemberian kontribusi oleh PT Bali Agung Waters setiap tahun dan juga bantuan penyengker pura di sumber yang nilainya 30 juta lebih oleh PT.Bali Agung Waters yang sangat konsen terhadap adat dan budaya kita,apalagi direkturnya Bapak Phillipe,beliau luar biasa baiknya buat adat dan budaya Bali,mestinya kita tahu berterimakasih dan hal terpenting banyak masyarakat kita sudah bekerja ditampung di perusahaan ini,sebagai ucapan terimakasih mari kita jaga dan lindungi PT Bali Agung Waters,karena mereka sudah berjasa buat kita semua,masyarakat Tegenan,pungkas Suiji. Akhirnya atas rakhmat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Hyang Widhi Waca hari ini rabu,13 Maret 2024 jam 10.00 saya selaku kordinator kontribusi ,mewakili PT Bali Agung Waters menyerahkan dana kontribusi dalam bentuk traktor mini,gunakan dan pelihara barang ini dengan sebaik baiknya jangan sampai krama subak digelontor traktor malah muncul teror horor,kasihan klian subaknya,terimakasih ucap Suiji. dan traktorpun diterima dan rapat dilajutkan dengan sosialisasi LPM.(Manixs)

Persembahyangan sebelum rapat dimulai    Bendahara menandatangani berita acara serah terima traktor

Guru Megeng,klian Subak Lipang menandatangani Berita Acara serah terima

Pemangku Subak Lipang sebagai saksi,ikut menanda tangani Berita Acara serat terima

Penyerahan traktor kepada klian subak Guru Wayan Megeng

 
Penyerahan kepada Bendahara

Pengarahan Klian Subak Lipang

Tampak krama subak yang hadir dan rapat






TAHUN BARU CAKA 1946 MOMENTUM MULAT SARIRA

PAKIS/Paiketan Krama Istri Desa Adat Tegenan dalam menyabut tahun baru caka 1946 dilaksanakan secara sederhana pada saat ngembak geni dengan mengadakan Dharma Santi sederhana di peletaran Pura Dalem Putra Desa Adat Tegenan sebagai tempat cikal bakal terbentuknya WHDI tahun 2011 kemudian bertransformasi menjadi Pakis menyeseuaikan dengan Perda 4 tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali. Juga kemudian dibentuk juga Paiketan Serati yang mana kedua organisasi ini dinisiasi oleh Mangku Manik Puspayoga sebagai pendiri sekaligus sebagai Pembinanya.

Sebelum acara dimulai didahului dengan pembagian tugas mereresik di Margi Catur yang baru selesai melaksanakan Kuningan dan Taur Kesanga,di kordinir oleh Jero Diahari,di Pura Tulak Tanggul di kordinir oleh Jero Dewi janbangul pura bersangkutan,di Margi Tiga dipimpin oleh JM Sambut,pemangku Pr.Puseh,di Pura Prajapati dikordinasikan oleh ketua Pakis Mk.Ririn ,di Pr.MAnik Harum ditugaskan Mk.Warsi janbangul pura tersebut ,sedangkan di Pura Dalem dipimpin langsung oleh pembina Pakis Mk.Manik Puspayoga sekaligus sebagai Klian Banjar Adat Tegenan Kelod.

Usai mereresik dilaksanakan persembahyangan bersama di Pura Dalem Putra sebagai wujud syukur atas karunia yang beliau limpahkan dengan harapan di tahun caka  1946 kedepan diberikan kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan usaha dan menata kehidupan ini,apalagi situasi politik tanah air selesai pilpres semakain ada gangguan oleh mereka yang tidak puas dengan hasil pemilu yang baru lalu,maka melalui doa ini Indonesia, Bali,khususnya Tegenan agar aman dan damai,ungkap Jero Mangku Manik sebagai pemimpin persembahyangan.

Sementara itu Bendesa Adat Tegenan,mengapresiasi kegiatan ibu ibu Pakis dan Serati yang setiap bulan melakukan pengabdian terhadap kesucian pura dan lingkungan melalui kegiatan rapat rutin yang diawali dengan kegiatan mereresik di pura yang dipilih sebagai tempat pertemuan.Semoga kedepannya akan semakin solid dan mampu mendukung kegiatan Desa Adat maupun kegiatan sosial lainnya sebagai bentuk yasa kerti ibu ibu Pakis dan Serati,pintanya.

Kegiatan usai persembahyangan dilanjutkan dengan rapat rutin dengan agenda pemungutan iuran rutin atau simpanan wajib sebesar Rp.10.000 tiap anggota dan arisan masing masing Rp.50.000,yang didapat oleh Mk.Ririn dan Sri Agustini. kemudian dilanjutkan dengan pembayaran cicilan pinjaman bagi anggota yang meminjam. Setelah laporan keuangan,bagi anggota yang tidak berkepentingan meminjam diperbolehkan pulang oleh Ketua Pakis Mangku Ririn Susanti. Ketua Pakis melaporkan kepada pembina tentang kredit atau pinjaman yang bermasalah,saat itu juga pembina memberikan arahan dan binaan kepada anggota berdangkutan dan berupaya memberikan solusi dengan harapan sebagai wind wind solutions sehingga organisasi ini ajeg dapat berjalan lebih bagus cetusnya.

Dengan berakhirnya acara ini diharapkan semua anggota bisa menggunakan peringatan dharma santi tanhun caka 1946 ini sebagai momentum untuk mulat sarira dalam melaksanakan swadarma dan swadikara dalam berorganisasi,agar tidak membuat gaduh suasana. Juga agar tertib administrasi khususnya bagi peminjam agar administrasi yang berupa kartu cicilan pinjaman jangan sampai hilang, sehingga bisa lupa dan ini bisa menimbulkan miskomunikasi, kasian nanti ketua yang sudah susah payah menata administrasi,ini sudah bagus bahkan mendekati seperti administrasi bank,timbul masalah gegara kartu pinjaman dihilangkan,okey ya,mari kita sama sama mengingatkan dan menyadari diri bahwa uang ini adalah milik bersama,jaga bersama,ada hasil ? nikmati bersama sesuai ketentuan dan kesepakatan yang berlaku,ucap pembina.(manixs)

 
Ketua Pakis Mk.Ririn selfi bersama usai mereresik di Prajapati

Mk.Manik sedang memimpin persembahyangan di Pura Dalem

Proses persembahyangan sedang berlangsung

Doa bersama

P
Permohonan kepada Dewa

Ketua Pakis Mk.Ririn sedang memungut kredit

Kelompok Serati mengadakan pungutan



Senin, 11 Maret 2024

AGENDA DASA WARSA DESA ADAT TEGENAN,SESUHUNAN NAPAK CATUS PATA

Desa Adat Tegenan yang merupakan salah satu Desa Pregunung memiliki agenda/perarem pensucian jagat setelah upacara Pitra Yadnya,dimana disebutkan apabila habis upacara Pitra Yadnya atau Ngaben Kinembulan Desa Adat Tegenan di Tulak Tanggul yang berangka tahun ekornya 3 seperti tahun 2023 kemarin melaksanakan ngaben,maka tahun ber ekor empat 2024 bulan Maret saat taur kesanga  Petapakan Ida Bhetara Dalem Suci tedun Ke Catuspata nodya pelaksanaan taur kesanga setelah itu simpang di Pura Dalem Putra,mewali ke pelinggih terus mesineb,sedangkan setelah ngaben lima tahunan ber ekor tahun 8 seperti 2018,maka ekor tahun 9 bulan maret H-3 kesanga Ida Bhetara Turun Kabeh diawali dengan melasti, nyejer 3 hari di Bale Agung,kemudian saat ngesanga ke Catuspata nodya taur kesanga kemudian mewali ke parhyangan masing-masing kesineb olih pengemponnya,nah untuk tahun ini beliau tidak simpang ke Dalem Putra karena Pura Dalem Putra sedang direnovasi.    Pada intinya agenda ngaben lima tahunan ini bertujuan mensucikan karya Panca Wali Krama Pura Agung Besakih yang biasanya setiap 10 tahun sekali yakni tahun berekor 9,maka ngaben diambil angka ekor tahun 8,jadi ngabennya Juli Agustus(sasih Karo) sedangkan Panca Wali Kramanya bulan Maret April berekor tahun 9.

Berbeda halnya dengan taur kesanga tahun caka 1946 ini,pada saat taur kesanga (Minggu 10 Maret 2024) Ida Bhetara Dalem Suci tedun nodya caru kesanga di Catuspata  bersama Ida Bhetara Prajapati dan Tulak Tanggul. Upacara kesanga tahun ini diempon oleh krama Banjar Adat Tegenan Kelod,mulai pukul 07.00 krama Banjar Adat menyiapkan sarana ulam caru dengan memotong sapi,itik dan 9 ekor ayam caru sekitar 1,5 jam. jam 10 ngaturang piuning dan caru di Prajapati oleh Jero Suryadarma,di Dalem Putra keantebang oleh Jero Dalang Sujata,di Tulak Tanggul oleh Jero Dewi dan di tugu tempat pengabenan caru diantebang oleh Mk.Manik. Usai matur piuning dan caru, krama tempek Poh Tanggul dapat tugas nedunang dan ngiring Ida Bhetara Dalem Prajapati ke Catuspata,Tempek Dangin Margi bertugas ngiringang Ratu Gde Tanggul Gumi Tulak Tanggul ke Catuspata hingga melinggih kembali. Sedangkan untuk Tempek Lemo dan Dauh Margi diberikan tugas mundut dan ngiringang Ida Bhetara Dalem Suci hingga Catuspata,bersama krama Banjar Adat Tegenan Kaler yang akan mundut mewali ke Dalem Suci.

Ida Bhetara Prajapati dan Ratu Gede Tanggul Gumi terlebih dahulu rauh dan melinggih di lapan pesandekan disebelah selatan menghadap ke utara ,15 menit kemudian baru rombongan Ida Bhetara Dalem Suci rauh lanjut melinggih di tempat yang sudah disediakan di sebelah timur menghadap kebarat. Setelah mesanekan Ida Bhetara katuran dipendak dengan bakti dandanan sayut lima suci sorohan,segehan agung dengan penyambleh ayam ireng,serta tegentegenan diantebang oleh Jero Gede Krisnadana,baru kemudian dilanjut dengan pelaksanaan taur yang dipimpin oleh Jero Surya Dharma sebagai jan bangul tugu Catuspata. Sementara berlangsung proses pecaruan cuaca agak mendung tetapi sukurnya tidak hujan,bahkan Klian Banjar Adat Tegenan Kaler I Komang Janayata sempat menugaskan anak buahnya membeli plastik untuk menutup pelawatan Ida Bhetara agar rambutnya tidak basah,tetapi begitu datang plastik cuaca berubah terang,matahari mulai bersinar tipis. Usai melakukan ritual pecaruan dilanjutkan dengan Ida Bhetari Nini,Bhetari Durga Prajapati mesolah dipundut/ kesolahang oleh Jero Dalang Sujata,Jero mangku Sudiastawa dan Jero Dalang Sura,dimana untuk pertamakalinya beliau Bhetari Prajapati mesolah di Catuspata nodya caru hingga pengiringnya Jero Dalang Sujata kelinggihin atau trans,usai mesolah pas rauh tirta dan nasi taur yang dimohon di Pura Besakih lalu acara kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan bersama yang dipandu oleh Jero Gde Krisnadana. Pada saat nunas wangsuhpada bendesa Desa Adat Tegenan Jero Ketut Wana Yasa memberikan dharmawecana tentang pelaksanaan taur kesanga dan rangkaian Hari Raya Nyepi termasuk Catur Brata Penyepiannya,bendesa menyampaikan bahwa pelaksanaan nyepi ini berdasarkan hasil rapat di polsek Rendang agar dilaksanakan secara tertib,apabila melakukan pelanggaran akan diberikan sanksi adat,misalnya jangan menerbangkan merpati baik pagi maupun disore hari saat nyepi,saya minta agar krama desa Adat Tegenan mengamankan dan melaksanakan secara hidmat bersama sama. Pecalang akan bertugas memantau,jangan sampai anak-anak bahkan orang dewasa berkeliaran di jalanan,ngiring margiang penyepian puniki dengan hidmat. Selanjutnya perlu saya sampaikan taur kali ini berbeda dengan taur sebelumnya karena untuk pertama kalinya petapakan Ida Bhetara Gede Tanggul Gumi dan Bhetari Prajapati tedun napak Catuspata nodya pelaksanaan taur kesanga. Beliau berhasil diwujudkan sebagai bentuk pelestarian tradisi Desa Adat Tegenan yang diprakarsai oleh Klian Banjar Adat Tegenan Kelod Mk.Manik Puspayoga,tahun 2023 kemarin berhasil ketangiang petapakan Ida Bhetara Gede Tanggul Gumi yang dananya bersumber dari inisiatip Mk.Manik membuat kupon berhadiah pada saat ngaben dan bantuan bupati Karangasem 20 juta rupiah. Tahun ini baru kemarin tanggal 9 Maret 2024 jam 16.00 bertepatan dengan Tumpek Kuningan,kajeng klion petapakan Ida Bhetara Prajapati diplaspas dan dipasupatui juga atas prakarsa Mk.Manik dan atas persetujuan prejuru desa dengan menggunakan dana kontribusi PT Bali Agung Water tahun 2024,juga di mohonkan punia kepada krama Banjar Adat Tegenan Kelod oleh Mk.Manik dan kemarin saat mlaspas juga diinformasikan kepada krama Banjar Kaler Kelod yang hadir saat itu, sehingga mendapat lagi tambahan punia dari krama (data terlapir). Dana itu digunakan untuk pengadaan petapakan senilai Rp.25 juta dan pelingih penyimpenan dan peralatannya sekitar Rp.10 juta. Semoga dengan terwujudnya warisan leluhur ini dapat menambah srada bakti kita sehingga kesatuan dan persatuan krama,kerahayuan keselamatan krama,kesuksesan hidup warga dapat meningkat menuju moksartam jagatita ya ca iti dharma,pungkas bendesa mengakhiri sambrama wecananya dengan mengucapkan selamat merayakan nyepi dan tahun baru caka 1946,mohon maaf lahir bhatin,salam rahayu buat semuanya,terimakasih,tutupnya.

Sementara itu Mk.Manik disela sela acara, menyampaikan rasa syukurnya karena semua titah Ida Bhetara sudah bisa diwujudkan sesuai waktunya,tentu semua itu atas dukungan semeton krama sami, baik melalui tenaga,material berupa dana punia,pemikiran yang positif,yadnya dan sebagainya sehingga semua ini bisa diwujudkan sebagai penghormatan kepada leluhur yang telah merintis terdahulu dan utamanya sebagai rasa bakti kita kepada Ida Bhetara Sesuhunan. Atas dukungan krama,semeton sami tityang ucapkan banyak terimakasih,semoga amal baiknya mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa,astungkara ujarnya. Usai upacara kesanga pelawatan Ida Bhetara keiring ke pelinggih masing-masing. Ada kejadian gaib dimana petapakan Ratu Gede Tanggul Gumi yang dipundut oleh Jero Tapakan Pagi,sempat mobos lewat pura namun suasana itu dapat dikendalikan karena dikawal oleh para pengiring,dalam kondisi kelinggihan jero pagi yang kondisinya kurang sehat memiliki tenaga yang kuat saat itu bahkan beliau Ida Sesuhunan sempat mesolah dan ngenika beliau senang karena sudah dapat ketangiang dan berharap agar krama Desa Adat Tegenan senantiasa ingat akan jasa leluhur dan mengajegkan tradisi yang ada di Desa Adat Tegenan,jangan ingat pada saat perlu saja,seperti akan ngaben dan sebagainya,Tulak Tanggul adalah benteng Desa Adat Tegenan karenanya semua mesti sujud disini,disini stana Dewa penguasa atma,Sanghyang Suratma,jangan main-main penikanya,lalu kemudian Jero Pagi tak sadarkan diri hingga dibopong  dan di mohonkan tirta oleh Jero Dewi sebagai jan bangul Ida Bhetara Sesuhunan ,akhirnya Jero Tapakan Pagi disadarkan oleh Jero Dewi dan petapakanpun kemudian dilinggihkan,diakhiri dengan persembahyangan bersama..

Demikianlah rangkaian taur tahun caka 1946 berjalan lancar dan hidmat,cuaca mendukung tidak hujan sebagai pertanda pekayunan Ida Sesuhunan,mogi rahayu labda karya krama Desa Adat Tegenan.(manixs)

Mepepada caru

 
Potong hewan caru
Ngaturang Pemendak Ida Bhetara

Banten Taur Kesanga



Bhetara Dalem Suci

Bhetara Gede Sakti

Barong Bangkung Pengembak Lawang keatas Bhetara Dalem Suci

Ratu Gede tanggul Gumi

Bhetari Nini Dhurga Pura Prajapati





Niki  DAFTAR PUNIA NGADEGANG TAPAKAN BETARI PRAJAPATI ;

1.Bibi Karmiasih Rp.  50.000.

2.I Wy.Nova Saputra Rp.50.000.

3.Mk.Ayu Manik Rp.1.000.000.

4.Bibi Mk.Sukerti Rp.50.000.

5.Kd.Wiwik Tirta Kumara Rp.100.000.

6.Mk.Eka Adnyana..Rp.100.000.

7..Guru W. Wenten Rp.100.000

8.I Kadek Putra Rp.100.000.

9.Md.Suartana Rp.50.000

10.Kt.Bayu Pujana Rp.200.000.

11.Md.Bakat Adnyana Rp.100.000.

12.Km.Nukarsi Rp.50.000.

13.W.Sudarma Rp.100.000.

14.Jero Dalang Sujata Rp.100.000.

15.Mk.Ririn Rp.100.000

16.Pt.Karunia Artha Rp.100.000

17.Pt.Antara Rp.100.000.

18.Kt.Sarmini Rp.100.000

19.Ni Nym.Suli Rp.50.000

20.Md.Agus Putrawan 50.000

21.W.Sulabayasa Rp.100.000

22.W.Gustawan Rp.50.000

23.Km.Sarimerta Rp.50.000.

24.Km Dwija D iatmika Rp.100.000

25.Wy.Adiguna Rp.100.000

26.Pt.Kurniawati Rp.100.000

27.W.Dana Arta Rp.100.000

28.Wayan Artanadi Rp.50.000.

29.Ni Md.Artanadi Rp.50.000.

30.Pt.Adi Sukmajaya Rp.100.000

31.I Km Wiarta Rp.50.000.

32. Wy Sariana Rp. 50.000

33. Ni Md Kartini Rp. 100.000

34. I Wy.Puspayoga Rp. 50.000

35. Paiketan Supra Iwo Rp. 500.000

36. W.Bagiarta Rp.50.000

37. Jr.Ketut Wanayasa Rp.100.000

38. Gr.Megeng/Sbk.Lp Rp.400.000.

39. Km.Widiantara Rp.100.000

40.Kd.Gus Adnyana Rp.50.000

41.Kd Dama Rp.50.000

42.Mk.Gunama Rp.100.000

43.Md.Gunawi Rp.50.000

44.Md.Sulandra Rp.50.000.

45.Km.Kinia Rp.100.000.

46.Wy.Kariana Rp.100.000

47.Jero Suryadarma Rp.3.000.000.

48.Mk.Budiarta Rp.50.000.

49.Indrayana Rp.50.000

50.Md.Sandiarta Rp.100.000

51.Kt Ridana Rp.100.00

52.Km.Wirawan Dek.Wati Rp.50.000

53.Km.Jatayasa Rp.50.000

54.Km Sinar Rp.50.000

55.Mk.Kertayasa Rp.50.000

56.Md Entegan Ro.100.000.

67.Nym.Selahdana Rp.100.000.

68.W.Gede Anom Rp.50.000

69.Md.Widya Rp.200.000

70.Md.Mustapa Rp.100.000

71.No name Rp.100.000

72.Mk.Manik Rp.100.000

73.Mk.Manik Rp100.000

74.Km.Dana Rp.50.000

75.W.Budi Arca Rp.50.000

76.Md Rusmantara Rp.50.000

77.Md.Kariawan Rp.50.000.

78.Md.Sugama Rp.300.000(trf.25224)

78.Ni Nym.Werni Rp.50.000.

79.Mk.Md.Lanus Rp.400.000.

80.Wayan Srinadi Rp.50.000

81.ny.Sandiasa Rp.100.000

82.Md.Ribek 50.000

83.Km.Darma Rp.50.000

84.W.Gd.Adi Putra Rp.50.000

85.Ni W.Silarta Rp. 100.000

86.Km.Wenten 50.000

87.Km Yasa Rp.50.000

88.Gr.Md Suwena Rp.50.000

89.Ni.Md.Citawati Rp.50.000

90.Parta Santika Rp.50.000

91.Md.Subawa Rp.50.000

92.Ani Bali Shop Rp. 175.000     

93.Bumdes Menanga Rp. 100.000

94.Dek Pitri Rp. 100.000

95.Md.Lulus Rp.50.000

96.W.Mulus Muliadi, Rp.100.000

97.Pt.Adi Landono Rp.100.000

98.Md.Tama Rp.50.000

99.Nym.Ngaba Rp.50.000

100.Kd.Ada Ariawan Rp.50.000

101.Gde Sumadana Rp.100.000

102.W.Suweden Rp.100.000

104.Md.Kariana Rp.50.000

105.Mk.Sentana Rp.50.000

106.Md.Gunarta Rp.50.000.

107.Jero Megeng Rp.50.000

108.Suriadi wayan Rp.50.000

109.md Pandi arini 100

110 jr mk kd sedana 200.000

111.kt slit dolar 50..000

112 merta 50.000

113.km polos 50.000

114 bibi tresna 50.000

115.kd siti 50.000

116.km sukanadi 50.000

117kt Joko 100.000

118.pt.sentana 50.000

119.W.gunarta 50.000

120.w.bokir 50.000

121.pt.kobra 50.000

122.Kd.Karimasih 50.000

123.luh wirni 50.000

124.Kd.Guni Rp.50.000

125.W.Dana Rp.50.000

126.mk kt.Artasedana Rp. 300.000

127.Md.Monoran Rp.50.000

128.Km.Dewi Rp.50.000

129.Md.Dana Wardika Rp.50.000

130.Pt.Yasa Rp.50.000

131.Dadia Tangkas Kori agung Rp.580.000

132. Eka Prawira Rp.100.000

133.Wayan Rapi Tp.50.000

134.Mk Kt.Darmawan Rp.100.000

135.Md.Arta 50.000

136.Md.Agus Suciarta Rp.100.000.

137.I Km.Mertayasa Rp.100.000

138.Pt.Winda Rp.100.000

139.Kd.Kariani Rp.50.000

140.TransferNo Name Rp.100.000

141.Ni Kd.Weni Rp.50.000

142 I Wayan Mentik Rp.50.000

143.I Kt.Kebek Rp.50.000

144.Km Jana Rp.100.000

145.Mk.Soma Rp.100.000

146.Kd.Dwi Aditya Ro.50.000

147.W.Sida Antara Rp.50.000

148.Ni Md.Sukeni Rp.50.000

149.I Km.Wiarta Rp.50.000.

150.I Made Jata Rp.50.000.

Total Dana Punia Rp.16.005.000

Punia barang dan Sewa

1.Bibi Tresna : tapakan pelinggih

2.Mk.WEka Adnyhana : Daksina Lingga

3.I Made Bakat Adnyana :Sound dan tranportasi

4.Ni Nyoman Suli : Cary transportasi

5.I Wayan Pagiarta : Sound

6.Mk.Ngh.Dana Ariana  : 1 ekor ayam brumbun

8.Gek Risna : Peras angkepan

9.dll.


Minggu, 10 Maret 2024

MLASPAS DAN MAASUPATI PETAPAKAN BETARA PRAJAPATI

Pura Prajapati/Mrajapati/Rajapatimerupakat tempat suci pemujaan Hyang Widhi dalam prebawanya sebagai Prajapati dan Dewi Durga,yang dibangun di hulun cetra,bentuk bangunannya berupa Padma dan bebaturan linggih Sedahan Setra,seperti disebutkan dalam Babad Bali,tetapi ada juga membangun dalam bentuk gedong,sesuai desa kala patra. Bahkan dalam Tri Mandala Pura Besakih,Prajapati juga sebagai stana Hyang Panca Maha Bhuta,sedangkan dalam lontar Anda Bhuana disebutkan Prajapati adalah stana Hyang Pramesti Guru dan Dewi Durga.

Demikian halnya dengan Pura Prajapati Desa Adat Tegenan yang dulunya hanya bebaturan kecil,sekitar tahun 1956 dibangun dan diprakarsai oleh alm.Ida Hyang yang waktu hidupnya bernama Jero Putus yang juga merintis pembangunan Margi Catur/Catus Pata,Margi Tiga/Pateluan yang dibangun tahun 1972 bersama Ida Hyang yang semasa hidupnya bernama guru Nyoman Soeidji. juga waktu itu nangiang petapakan Betari nini sebanyak 3 pengadeg dengan triwarna(Putih,Merah dan Hitam) karena permintaan niskala. karena satu dan lain hal untuk keamanan ketiga pretima itu distanakan di Dukuh dan di prajapati tidak ada sejak 2002,kemudian tahun 2005 ada upacara ngenteg linggih maka dilengkapilah dengan patung durga dewi oleh klian Banjar Adat Mk.Manik. Selanjutnya Keadaan pura yang terdiri dari 2 mandala yang sempit ,klian banjar mengusulkan agar BKK diarahkan ke prajapati untuk membangun gedong dan tembok batu, bendesa Mk.Kadek Sedana menyetujui,sehingga gedong prajapati direnovasi baru dengan pelinggih gedong mesekanda dari ukiran pasir laut,sehingga gedong awal di sebelah selatan dibongkar dan tahun berikutnya dimasa akhir kepemimpinannya dibangun Candi,tembok dan apit lawang dari batu yang pembongkarannya oleh krama Desa Adat secara bergotong royong dijadikan satu mandala,sehingga lebih luas dari sebelumnya sehingga lebih banyak dapat menampung pemedek,terutama saat upacara pitra yadnya/ngaben.

Setelah kondisi pura semakin baik,jan bangul Pura Prajapati Jero Surya Darma mendapat petunjuk agar petapakan beliau diwujudkan kembali ditempat semula dan juga petunjuk niskala lainnya sebulan lalu didapat dari salah seorang krama agar beliau pada kesanga ini bisa mesolah di margi catur ,sehingga Mk.Manik selaku klian banjar dalam waktu singkat mengakomodirnya karena ingin melestarikan tradisi leluhur,kemudian dikordinasikan dengan bendesa dan disepakati menggunakan dana kontribusi dari PT.Bali Agung Waters setelah diadakan rapat dan disepakati dengan prejuru dan penglingsir desa,untuk mengadakan petapakan dengan lidah 9 warna merah setelah dijajagi seharga Rp.25.000.000 serta membuat pelinggih penyimpenan ,pondasi,busana dll,senilai Rp.10 jutaan. Astungkara hari ini rahina kajeng klion kuningan jam 16.00 di plaspas dan dipasupati oleh jan bangul Pura Prajapati disaksikan oleh Bendesa,Prejuru Desa,Ketua Paiketan Pemangku,Ketua Pakis,Klian Banjar Kaler Kelod dan prejurunya,Ketua Serati,juga dihadiri Mk.Kadek Sedana mantan Bendesa,walaupun dalam keadaan hujan gerimis,acara dapat berlangsung lancar dan pada kesempatan ini saya apresiasi dan ucapkan terimakasih banyak kepada segenap krama desa yang sudah berpartisipasi medana punia baik perorangan maupun atas nama lembaga  utama kepada pemrakarsa dan jan bangul pura prajapati Jero Suryadarma ,semoga dengan metanginya beliau,kita krama desa adat Tegenan dikaruniaa kerahayuan,ujar bendesa I Ketut Wana Yasa (manixs)

Jero Surya Darma dalam propesi mlaspas,masupati.

Jero Dalang Sujata menjalankan pengurip urip

Suasana gerimis dalam melaksanakan prosesi
Suasana mlaspas yang diguyur hujan
Jero Bendesa lingsir(mantan bendesa) bersama Klian Banjar Adat Tegenan Kelod
Gerimis mengiringi pemlaspasan dan pasupatian Ida Bhetari Prajapati
sebagai pertanda menebarkan kesuburan dan kemakmuran jagat sedagingnyane 
sesuai fungsi beliau sebagai Dewi Kesuburan.

















Sabtu, 09 Maret 2024

PELAWATAN RATU GDE TANGGUL GUMI NGELAWANG DESA

 Ngelawang adalah tradisi ngeluar petapakan Ida Bhetara menjelajahi desa yang bertujuan untuk melihat,menyaksikan dan memantau sekeliling desa untuk memberikan anugrah keselamatan dan kerahayuan penduduk desa agar tidak diganggu para bhuta kala dan makluk halus lainnya.

Demikian halnya dengan petapakan Ratu Gede Tanggul Gumi untuk pertama kalinya melaksanakan prosesi ngelawang yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Banjar Adat Tegenan Kelod,tradisi yang sudah punah ini kembali dibangkitkan,karena dinilai memiliki historis yang cukup kuat di wilayah ini khususnya di Desa Adat Tegenan. Prosesi yang rencananya dimulai jam 14.00 dimajukan menjadi jam 11.00 mengingat cuaca kurang bersahabat,acara dimulai nangiang Ratu Gde di pelinggihnya di Pura Tulak Tanggul sebagai stana Bhetara Ratu Lingsir Tanggul Gumi,Ratu Niang Sapuh Jagat,Sanghyang Suratma,Jogormanik dan Cikrabala sehingga saat ngaben disinilah matur piuning,namun secara historis (lihat sejarah tempat tempat di Desa Tegenan) Pura ini adalah sebagai benteng/tanggul Desa Tegenan bagian selatan sedangkan bagian utaranya adalah Pura Pekandelan keduanya berfungsi untuk membentengi umatnya dari mara bahaya atau gangguan gangguan. Untuk pelaksanaan mundut ida Bhetara dilaksanakan secara estapet,krama tempek Lemo mundut dari pelinggih hingga batas utara di decker tempek lemo sebagai batas utara,pada saat inilah sesampainya di batas desa tempat pemendakan,terjadi hal magis dimana pemundut bagian depat I Wayan Gde Pradnya ketua grup Supra Iwo,kelinggihan sehingga tanpa sadar petapakannya menari nari dengan sangat kuatnya hingga dipegang pecalang dan pradnyana diganti tetapi tidak bisa,tetep kesurupan masuk lagi bahkan dia berucap "nira seneng lakar mesolah" sehingga dibiarkan masuk menari lagi,sesudah selesai ia tidak sadarkan diri,namun pemundut belakang I Wayan Gede Suarnata (koordinator tempek lemo) yang kesurupan joga bergetar dan akhirnya tidak sadarkan diri. barulah Petapakan Ida Betara di linggihkan diatas pangpang,lanjut dipendak. Usai persembahyangan lanjut menuju batas selatan desa di Pacung, yang mundut adlah tempek dauh margi hingga di margi catur diganti oleh tempek dangin margi hingga pacung,sampai disini di pendak oleh krama poh tanggul,tempek poh tanggul mundut hingga di pelinggih kembali melinggih yang dipimpin upacaranya oleh Jero Dewi. Usai melinggih salah seorang pecalang dengan serunya menceritakan kejadian waktu di tempek lemo saat Ida mesolah,padahal Prad nyana yang mundut sudah keluar tetapi pengadeg beliau terasa bergerak-kuat dan seperti maaf,memegang tali kaung yang sedang birahi,sangat kuat sekali saya rasakan ujar Guru Megengyang mengabih bagian depan petapakan, Salah seorang yang merasakan kegaiban itu bendahara banjar adat I MAde Entegan,ia dengan terengah-engah memperagakan kejadian itu bahkan sampai merinding bulu tangannya. Jero Dalang Bawa salah seorang penglingsir yang dengan semangatnya ikut ngiringang Ida Bhetara dari awal hingga selesai melinggih,beliau tampaknya cukup kuat dan ia percaya dengan magisnya beliau,karena waktu kecil ia sering mundut saat ngelawang,dan kemudian karena bencana 1963 barong bangkung itu dilupakan dan punah,ujarnya.

Sementara itu Mk.Manik Puspa Yoga menyampaikan rasa syukurnya karena prosesi ini dapat berjalan lancar dan ditandai dengan tedunnya Ida Bhetara cuaca sangat bersahabat,karena beberapa menit setelah Ida Bhetara melinggih turun hujan lebat,itu bertanda Ida Sesuhunan berkenan tedun melila cita. Kepada segenap krama,seka gong remaja pimpinan I Wayan Rama,semeton Pecalang dan semua krama yang sudah mendukung seperti Jero Dalang Sujata,Mk.Eka,Bibi KArmiasih,Ni Nyoman Suli (pinjamkan cary) ,Wayan Pagiarta(pinjamkan sound ) dan lain lain tityang atas nama krama menyampaikan banyak terimakasih. Semoga dengan terselenggaranya acara ini,kerahayuan krama, tumbuhan,hewan,makhluk hidup dan sedaging jagat presida rahayu,ungkapnya.

Bendesa Adat Tegenan Jero Wana Yasa menyampaikan apresiasi dan terimakasihnya kepada krama Banjar Adat Tegenan Kelod yang diinisiasi oleh Mk Manik ,Mk.Lanus,Km.Selahdana,dan kawan kawan sehingga petapakan Ida Betara bisa terwujud kembali,ini adalah sebagai upaya pelestarian budaya dan tradisi yang bertujuan untuk kerahayuan jagat dan seisinya khususnya di jagat Desa Adat Tegenan,semoga tradisi tradisi yang sudah punah bisa dibangkitkan kembali sehingga memiliki nilai magis yang kuat untuk keselamatan kita semua,ujarnya.

Demikian kegiatan ini dapat berlangsung lancar dan mendapat sambutan antusias dari segenap krama dari Krama pengarep,Seka Teruna dibawah kordinasi Wayan Yoga,Seka Gong Remaja,Pecalang ,Pemangku, semuanya ngayah dengan iklah,karena pecalang dan seka gong tidak mendapat suguhan apa apa,hanya ucapan terimakasih kepada semuanya,matur suksma,rahayu.(manixs)

Jero Dewi nedunang Ida Bhetara didampingi Klian Banjar dan Bendesa


 
Iring iringan menuju batas utara

 
Iring-iringan menuju batas selatan

 
Seka gong remaja dengan kordinator I Wayan Rama

 
Ibu ibu tampak semangat mundut upacara

 
Saat Ida sesuhunan jagi lunga

Proses pemargi nuju tanggun desa

Ngaturang pemendak
Mendak

 
Krama sedang mendak Ida Betara di rurung nya

Nyineb Ida Betara

Senin, 04 Maret 2024

Begini Tuntunan Prosesi Pangrupukan di Rumah Umat Hindu di Bali .

Nara sumber Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana, MSi

Kesanga adalah hari penting bagi umat Hindu Bali dalam menggelar bhuta yadnya,memberikan suguhan kepada Sang Bhuta Kala agar somya sehingga terjadi harmonisasi kehidupan bhuana agung dan bhuana alit untuk menuju santhi jagatita,seluruh umat hindu di Bali melaksanakan pecaruan besar yang dikenal dengan taur kesanga yang diadakan dicatus pata wilayah lingkungan Desa adat,tingkat kabupaten hingga provinsi di gelar pecaruan ini,termasuk di rumah tangga masing masing umat hindu. Khusus untuk pacaruan di rumah masing-masing mulai dari merajan atau sanggah, masyarakat diwajibkan menghaturkan banten saka sidan (sekemampuan)atau kalau memungkinkan pajati di kemulan, lengkapnya sebagai berikut :

1.     Di natar merajan  menghaturkan segehan agung dan segehan cacah sebanyak 33 tanding, dihaturkan kepada Bhuta Bucari.

2.     Di natar rumah  menghaturkan segehan manca warna sebanyak 9 tanding,maulam be siap brumbun, boleh yang lebeng atau makaput. Lalu, segehan itu matabuh arak berem dan toya anyar,dihaturkan kepada Sang Bhuta Raja dan Kala Raja.

3.     Di lebuh agar menancapkan sanggah cucuk dan dihaturkan banten peras, daksina, tipat kelan (playuan), dan arak berem serta toya anyar.di bawah dihaturkan segehan cacah sebanyak 108 tanding maulam jejeroan matah dan segehan agung matabuh arak berem dan toya anyar.dihaturkan kepada Sang Kala Bala dan Sang Bhuta Bala.

Usai maturan di lingkungan rumah dan merajan dengan menggunakan tirta pesaksi yang ditunas di margi catur, selanjutnya, anggota keluarga yang telah menek kelih kalau bisa natab banten pabeyakala, prayascita, dan sasayut di halaman rumah.,paling tidak dengan sayut sudamala sebagai prasarana pembersihan diri dan lingkungan rumah. Setelah natab, barulah melaksanakan acara  mabuu buu. Caranya dengan menyulut kraras atau prakpak atau obor dan membuat berbagai bunyi - bunyian,seperti kulkul,dll. Mulai dengan menaburkan nasi taur yang diperoleh di caru catuspata(ngesanga),meobor obor,sembar tri ketuka(kakap,suna,jangu),sampat kulkul atau bunyibunyian ,keliling mulai dari utama mandala,madya mandala dan terakhir di Nista mandala lanjut ke lebuh hingga di depan rumah masing masing. Upacara ngerupuk selesai,dengan pembersihan dan suguhan kepada buta kala tadi diharapkan kita dan lingkungan bersih sebagai persiapan menyambut tahun baru caka,merefragh diri,menghilangkan segala virus hati yang berlebel sirik,iri,dengki,dendam,sombong angkuh dan sebagainya,sehingga ditandai dengan hening bhuana agung dan bhuana alit merenung,mulat sarira kepada sang diri,sang ego, melepaskannya dari sang hakiki ,jati diri sang murbeng dumadi yang maha sunia. Sepi,Nyepi, sirep,mati maka ada catur Amati disebut dengan catur Brata Penyepian seperti Mati Gni, mematikan api dalam diri,api kekuasaan,api ego,api iri,dengki,sirik,api cemburu dan lainnya, lanjut Mati Lelungan atau tidak bepergian,karena semua sipeng ingaraning sepi, pecalang menjaga batas desa,bila ada orang lewat,maka mereka akan disanksi adat,kecuali dalam keadaan darurat seperti sakit misalnya diijinkan lewat.Intinya agar tidak saling mengganggu. Kemudian Mati Lelanguan artinya kekang diri khususnya hawa nafsu,nafsu telinga yang ingin menghibur, menyarakan suara keras berkaraoike,stop dulu sementara waktu,tidak menimbulkan kebisingan, kegaduhan sehingga tetangga merasa terganggu dan sepi tidak terjadi. Terakhir Mati Karya, istirahat semua tidak boleh bekerja,diam dirumah mengintrorsfeksi diri untuk mengisi lembaran baru di tahun baru kita,semoga lebih bergairah dalam menghadapi kehidupan yang semakin banyak tantangan,hambatan,ancaman dan gangguan. Semua kegagalan di masa lalu dilihat kelemahannya carikan Solusi untuk mengatasinya sehingga menjadi kuat dan bermartabat.Semoga semua berbahagia,rahayu sehat semuanya,astungkara.

Om Santi Santi Santi Om

Editor,

Klian Br Adat Tegenan Kelod:

Ttd.

 

I WAYAN SUIJI