PAKIS/Paiketan Krama Istri Desa Adat Tegenan dalam menyabut tahun baru caka 1946 dilaksanakan secara sederhana pada saat ngembak geni dengan mengadakan Dharma Santi sederhana di peletaran Pura Dalem Putra Desa Adat Tegenan sebagai tempat cikal bakal terbentuknya WHDI tahun 2011 kemudian bertransformasi menjadi Pakis menyeseuaikan dengan Perda 4 tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali. Juga kemudian dibentuk juga Paiketan Serati yang mana kedua organisasi ini dinisiasi oleh Mangku Manik Puspayoga sebagai pendiri sekaligus sebagai Pembinanya.
Sebelum acara dimulai didahului dengan pembagian tugas mereresik di Margi Catur yang baru selesai melaksanakan Kuningan dan Taur Kesanga,di kordinir oleh Jero Diahari,di Pura Tulak Tanggul di kordinir oleh Jero Dewi janbangul pura bersangkutan,di Margi Tiga dipimpin oleh JM Sambut,pemangku Pr.Puseh,di Pura Prajapati dikordinasikan oleh ketua Pakis Mk.Ririn ,di Pr.MAnik Harum ditugaskan Mk.Warsi janbangul pura tersebut ,sedangkan di Pura Dalem dipimpin langsung oleh pembina Pakis Mk.Manik Puspayoga sekaligus sebagai Klian Banjar Adat Tegenan Kelod.
Usai mereresik dilaksanakan persembahyangan bersama di Pura Dalem Putra sebagai wujud syukur atas karunia yang beliau limpahkan dengan harapan di tahun caka 1946 kedepan diberikan kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan usaha dan menata kehidupan ini,apalagi situasi politik tanah air selesai pilpres semakain ada gangguan oleh mereka yang tidak puas dengan hasil pemilu yang baru lalu,maka melalui doa ini Indonesia, Bali,khususnya Tegenan agar aman dan damai,ungkap Jero Mangku Manik sebagai pemimpin persembahyangan.
Sementara itu Bendesa Adat Tegenan,mengapresiasi kegiatan ibu ibu Pakis dan Serati yang setiap bulan melakukan pengabdian terhadap kesucian pura dan lingkungan melalui kegiatan rapat rutin yang diawali dengan kegiatan mereresik di pura yang dipilih sebagai tempat pertemuan.Semoga kedepannya akan semakin solid dan mampu mendukung kegiatan Desa Adat maupun kegiatan sosial lainnya sebagai bentuk yasa kerti ibu ibu Pakis dan Serati,pintanya.
Kegiatan usai persembahyangan dilanjutkan dengan rapat rutin dengan agenda pemungutan iuran rutin atau simpanan wajib sebesar Rp.10.000 tiap anggota dan arisan masing masing Rp.50.000,yang didapat oleh Mk.Ririn dan Sri Agustini. kemudian dilanjutkan dengan pembayaran cicilan pinjaman bagi anggota yang meminjam. Setelah laporan keuangan,bagi anggota yang tidak berkepentingan meminjam diperbolehkan pulang oleh Ketua Pakis Mangku Ririn Susanti. Ketua Pakis melaporkan kepada pembina tentang kredit atau pinjaman yang bermasalah,saat itu juga pembina memberikan arahan dan binaan kepada anggota berdangkutan dan berupaya memberikan solusi dengan harapan sebagai wind wind solutions sehingga organisasi ini ajeg dapat berjalan lebih bagus cetusnya.
Dengan berakhirnya acara ini diharapkan semua anggota bisa menggunakan peringatan dharma santi tanhun caka 1946 ini sebagai momentum untuk mulat sarira dalam melaksanakan swadarma dan swadikara dalam berorganisasi,agar tidak membuat gaduh suasana. Juga agar tertib administrasi khususnya bagi peminjam agar administrasi yang berupa kartu cicilan pinjaman jangan sampai hilang, sehingga bisa lupa dan ini bisa menimbulkan miskomunikasi, kasian nanti ketua yang sudah susah payah menata administrasi,ini sudah bagus bahkan mendekati seperti administrasi bank,timbul masalah gegara kartu pinjaman dihilangkan,okey ya,mari kita sama sama mengingatkan dan menyadari diri bahwa uang ini adalah milik bersama,jaga bersama,ada hasil ? nikmati bersama sesuai ketentuan dan kesepakatan yang berlaku,ucap pembina.(manixs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar